Kasus Covid-19 Diprediksi 'Meledak' Lagi Secara Mendadak, Pakar: Berpotensi Terjadi di Akhir Tahun 2021 atau Awal Tahun 2022!

Selasa 16 Nov 2021, 11:53 WIB
Bahaya Kasus Covid-19 di Indpnesia (Foto: Istimewa)

Bahaya Kasus Covid-19 di Indpnesia (Foto: Istimewa)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID –  Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra mengimbau kepada seluruh masyarakat di Indonesia untuk berhati-hati.

Pasalnya, dia memprediksi bahwa gelombang 3 Covid-19 di Indonesia bisa saja secara mendadak terjadi.

Terlebih dengan adanya peningkatan dalam mobilitas warga juga menjadi salah satu penyebab kasus Covid-19 naik lagi.

Hal tersebut dikatakannya bisa menjadi penyebab utama terjadinya penularan yang tinggi lagi di lingkungan masyarakat.

Hermawan juga mengatakan dengan jarangnya lagi orang yang melakukan jaga jarak antar sesama membuat munculnya mutasi Covid-19 bisa muncul lagi.

"Akan ada suatu waktu yang sporadis, unpredictable, bisa jadi karena kekhawatiran kami, kasus covid-19 itu meledak tiba-tiba,” kata Hermawan.

“Boleh jadi karena adanya mutasi virus baru yang kemudian adanya keramaian, penularannya semakin cepat," sambungnya.

Hingga saat ini Hermawan sendiri belum mengetahui secara pasti kapan lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia kembali terjadi.

Akan tetapi dia melihat dari pengalaman sebelumnya yang mana lonjakan kasus terjadi pada saat adanya libur panjang seperti Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Dengan begitu, menurut Hermawan bisa jadi Indonesia mengalami lonjakan kasus Covid-19 yang signifikan pada akhir 2021 atau awal 2022.

Lebih lanjut, Hermawan sangat menyoroti adanya akumulasi mobilitas warga yang semakin meningkat setiap harinya saat ini.

Belum lagi Hermawan juga mengkritik kebijakan pemerintah yang sekiranya sangat inkonsisten dalam memerangi laju penyebaran Covid-19 di Indonesia.

"Kita melihat bagaimana pemerintah cukup inkonsisten ya,” imbuh Hermawan.

“Pemerintah mewanti-wanti dulu agar diwaspadai adanya gelombang ketiga, tapi dari kebijakannya, pemerintah yang melonggarkan segala urusan. Bahkan mal 100 persen sekarang, hampir tidak ada lagi jaga jarak, tidak ada," tambahnya.

Selain itu, Hermawan menyebut bahwa kebijakan pemerintah saat ini tidak mengacu pada saintifik dan mitigasi risiko ancaman.

Salah satu contohnya adalah pemerintah justru memangkas masa karantina bagi pelaku perjalanan dari luar negeri menjadi 3 x 24 jam, khusus untuk orang yang baru menerima satu dosis vaksin covid-19.

Kebijakan seperti itu menurut Hermawan seakan meremehkan pandemi dan tidak melihat situasi yang ada sebagai sebuah risiko ancaman.

Hermawan meyakini pintu masuk ke Indonesia menjadi akses utama dalam penyebaran mutasi atau varian baru Covid-19.

Dari situlah berpotensi akan muncul ledakan kasus secara mendadak seperti yang pernah terjadi pada bulan Juli 2021 lalu.

"Kita perlu meningkat kejadian di India itu sesuatu yang tidak diprediksi sebelumnya dan tiba-tiba,” tutur Hermawan.

“Dan ini bisa saja terjadi kembali, kemungkinan varian baru atau turunan-turunan varian Delta yang sudah membuat banyak negara kelabakan," ucapnya menambahkan. (cr03)

Berita Terkait
News Update