Blumbang dan Sumur Resapan

Sabtu 13 Nov 2021, 10:17 WIB

KAKEK lagi bikin apa? Kayak sumur kek?” tanya sang cucu kepada kakeknya yang sedang menggali tanah di pekarangan samping rumah.

Kakek : “ Ini bukan sumur, tapi blumbang.”

Cucu “ Buat apa kek,bikin blumbang?”

Kakek menjelaskan. Oh ya blumbang ( bahasa Jawa) yang artinya jugangan besar mirip empang atau kolam. Fungsinya bisa untuk kolam ikan, tempat membuang sampah atau untuk menampung air dari selokan pembuangan  dari dapur atau keperluan lain. Besar kecilnya blumbang tergantung kebutuhan.

Cucu: “ Apa kakek mau pelihara ikan?”

Kakek : “ Tidak cucuku, blumbang ini untuk menampung air hujan biar tidak mengalir kemana –mana. Kan, sekarang sudah musim hujan. Nanti air hujan yang dari atap rumah atau dari teras bisa mengalir ke sini. Makanya kakek bikinnya di tempat yang landai.”

Cucu : “ Betul kek, air akan mengalir ke tempat yang lebih rendah”

Kakek: “Kamu pinter cucuku.”

Dengan blumbang ini dapat berfungsi mencegah erosi tanah di sekitar rumah kita. Air hujan akan mengalir membawa serta lumpur. Nah, lumpurnya akan tertampung di dasar blumbang. Jika sudah penuh bisa ditanami pohon atau sayur – sayuran, hasilnya bagus karena tanahnya biasanya subur.

Cucu : “ Tapi galiannya enggak dalam kek, apa cukup menampung air hujan?”

Kakek menjawab. Untuk keperluan rumah kita sudah lebih dari cukup. Kalau yang galian dalam melingkar namanya sumur resapan. Biasanya di kota –kota besar butuh sumur resapan karena pekarangan yang tersedia sudah berubah menjadi beton bangunan, jalan raya, industri dan lain- lain.

Cucu: “ Kalau begitu sumurnya harus lebih banyak lagi dong kek?”

Kakek: “Mestinya begitu. Jika tidak, limpasan air hujan akan menyebabkan banjir. Belum lagi jika ada air kiriman dari daerah lain. Menurut informasi, di Jakarta sebagai ibu kota negara Indonesia, dibutuhkan sekitar 1,8 juta sumur resapan sebagai satu upaya mencegah banjir.

Cucu: “ oh jadi kalau ada kota yang sering kebanjiran karena tidak punya sumur resapan ya kek?”

Kakek pun menjelaskan. Bukan begitu. Banyak faktor yang menyebabkan banjir. Selain karena daerahnya landai, permukaan tanah lebih rendah dari tinggi permukaan air laut. Juga , tadi lahan pekarangan, sawah sudah berubah menjadi beton bangunan untuk hunian, pabrik, industri dan jalan – jalan. Lahan resapan berkurang.

Jika musim hujan akan kebanjiran, apabila musim kemarau terjadi kekeringan karena itu tadi, air tidak meresap ke tanah sebagai sumber air. Mau meresap kemana wong tanahnya sudah beraspal, sudah jadi beton.

Karena itu, salah satu upaya melestarikan air tanah dengan membuat sumur resapan yang berfungsi sebagai tempat menampung dan menyimpan curahan air hujan. Dengan begitu risiko banjir lebih kecil, setidaknya berkurang.

Dengan adanya sumur resapan, maka jumlah air hujan yang meresap ke dalam tanah akan lebih banyak dan dapat menambah kandungan air tanah yang sangat diperlukan ketika musim kemarau.

Berarti sumur resapan berfungsi ganda, setidaknya untuk mengurangi risiko banjir dan menambah kandungan air tanah- konservasi air tanah.

Untuk kota – kota besar seperti Jakarta, bukan cuma butuh banyak sumur resapan, tetapi penempatan sumur resapan yang tepat dan bermanfaat untuk lingkungan. Kurang cermat memilih lokasi akan menimbulkan kontroversi.

Yang pasti, sumur resapan bukan satu- satunya cara mencegah banjir. Masih cukup banyak upaya yang lain, termasuk tertib lingkungan untuk tidak membuang sampah sembarangan. (jokles)

Berita Terkait
News Update