JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Hari Kebebasan, hari bersejarah bagi warga Jerman yang jatuh pada 9 November 1989. Bukan hanya diperingati warga Jerman, tetapi juga masyarakat dunia.
Begitu juga pada 9 November 2021, mengenang hari bahagia bagi seluruh warga Jerman Timur dan Jerman Barat yang bersatu.
Mulai saat itu, berlaku kebebasan melakukan perjalanan, yang disampaikan menjelang malam dan dirobohkannya tembok Berlin pada malam hari hingga menjelang dini hari.
Sejarah baru terukir, cita-cita persatuan tak sekadar omongan dibibir. Peristiwa tersebut bukan hanya mengubah kehidupan warga Jerman, tetapi juga kehidupan masyarakat Eropa.
Runtuhnya Tembok Berlin merupakan akhir dari kekuasaan DDR atau Jerman Timur, yang diperintah dengan sistem komunis.
Dilansir Poskota.co.id dari dw.com, tanggal 9 November 1989 juga menjadi hari yang sangat emosional bagi kedua bagian Jerman tersebut. Menjadi penanda, bahwa pemisahan selama 40 tahun, tidak bisa menghapuskan rasa persatuan.
Penyatuan kembali Jerman Barat dan Jerman Timur tersebut menghasilkan kerinduan akan negara yang kuat dan dapat menjamin kesejahteraan rakyatnya.
Perlawanan masyarakat Jerman bukan ditunjukkan kepada komunis ataupun negara yang mengatur segalanya. Namun, perlawanan tersebut dilakukan demi sebuah negara yang terbuka.
Pasca peristiwa 9 November tersebut, masyarakat Jerman dapat dikatakan lebih bersifat kiri. Masyarakat lebih protestan, bersifat ketimuran, tidak kontroversial dan lebih lunak secara ideologi.
Lihat juga video “Kebakaran Rumah Mewah, 4 Orang 1 Keluarga Tewas Terpanggang”. (youtube/poskota tv)
Budaya-budaya sebagai hasil dari kekuasaan DDR sebelumnya, masih bisa terlihat dampaknya dan menjadi sasaran kritik.
Namun, hal itu tidak merusak persatuan Jerman Barat dan Jerman Timur. Rasa persatuan lebih dalam dari apa yang orang-orang bayangkan. (ibriza fasti ifhami)