Awas, Tangan Kejepit...

Kamis 04 Nov 2021, 09:30 WIB
Awas, Tangan Kejepit. (Kartunis/Sental-Sentil/Poskota.co.id)

Awas, Tangan Kejepit. (Kartunis/Sental-Sentil/Poskota.co.id)

Bisa juga menurunkan nilai bantuan yang dibagikan. Misalnya setiap paket bantuan mestinya senilai 500 ribu, tetapi yang dibelanjakan cuma 400 ribu atau 450 ribu. Sisanya diambil untuk diri sendiri atau kelompoknya. Itu yang disebut korupsi dan kolusi alias kolusi dalam berkorupsi–korupsi berjamaah.

Pantas sering disebut jadi bancakan. Kalau 1.000.000 paket x 100.000, sudah berapa tuh.. hitung sendiri (maaf, penulis belum pernah menghitung uang sebanyak itu, red).

Ini yang besar, yang kecil pun bisa terjadi misalnya menyisihkan beberapa paket  bantuan untuk diri sendiri. Sekecil apapun, tidak boleh mengambil hak atau milik orang lain.

Itulah sebabnya, orang mendapat kepercayaan, mendapat amanah baik itu pangkat, jabatan dan kekuasaan harus dipegang teguh dan dijalankan sebagaimana amanah yang diberikan.

“Seperti kamu cucuku, mendapat kepercayaan membagikan bantuan, maka bagikan secara adil, berikan kepada mereka yang berhak, bukan kepada konco- koncomu. Kalau ada sisa bantuan, kembalikan kepada yang memberi amanah, Jangan dibawa pulang. Paham cucuku?”

Cucu : “Iya kakek.”

Orangtua kakek dulu selalu mengajarkan tidak tergiur dengan barang milik orang lain. Untuk mencegah agar tidak pernah berusaha mengambilnya, sekecil apapun itu. “Ojo nganti ngentit le,mundak kejepit” itu pesan orangtua kakek dulu.

Cucu : “Maksudnya gimana kek?”

Kakek: “Ngentit itu mengambil sebagian kecil uang atau barang orang lain, tanpa permisi. Kejepit itu menggambarkan orang yang hidupnya susah dan menderita seperti tangan atau kaki kejepit pintu...”

Nah, ambil sebagian kecil hak orang lain saja, hidupnya akan menderita, apalagi yang besar? (Jokles)

News Update