JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Masyarakat mengkritik keras aturan pemerintah yang mewajibkan pengguna transportasi pesawat wajib tes PCR.
Menanggapi hal itu, Presiden Jokowi langsung berikan respon dan meminta agar harga tes pcr diturunkan menjadi Rp 300 ribu.
Arahan presiden itu disampaikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan.
"Arahan Presiden agar harga PCR dapat diturunkan menjadi Rp300 ribu dan berlaku selama 3x24 jam untuk perjalanan pesawat," ujarnya.
Luhut juga menekankan tujuan dari pemberlakuan PCR adalah guna menekan laju penyebaran Covid-19.
"Perlu dipahami bahwa kebijakan PCR ini diberlakukan karena kami melihat risiko penyebaran semakin meningkat karena mobolitas meningkat dalam beberapa minggu terakhir," ujarnya.
Tak hanya itu, Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) itu juga meminta agar masyarakat Indonesia tetap menekankan protokol kesehatan untuuk menghadapi periode libur Natal dan Tahun Baru.
"Secara bertahap penggunaan tes PCR akan juga diterapkan pada transportasi lainnya selama dalam mengantisipasi periode Natal dan Tahun Baru," katanya.
Sontak saja, wacana pemberlakukan PCR dan wacanapenurunan harganya dirasa sangat mencurigan.
Hal itu diungkapkan oleh Pakar Komunikasi Politik, Hendri Satrio melalui akun Twitter-nya, Selasa (16/10/2021).
Bila permintaan Presiden @jokowi dipenuhi, tes PCR jadi Rp300ribu, maka misteri dan keanehan bisnis ini makin menjadi-jadi #Hensat
— Hendri Satrio (@satriohendri) October 25, 2021
"Bila permintaan Presiden @jokowi dipenuhi, tes PCR jadi Rp300ribu, maka misteri dan keanehan bisnis ini makin menjadi-jadi," ujar Hendri Satrio, dikutip Poskota.co.id dari akun Twitter @satriohendri.
Mendadak cuitannya itu dibanjiri oleh warganet dan berikan komentar beragam.
"Jadi HPPnya sebenernya berapa ya untum swab PCR? Kok dulu saya pas antigen reaktif disuruh lanjut PCR di salah satu rumah sakit bayarnya Rp. 900rb" @olaiamlaila
"Let's say harga PCR test nantinya turun jd 300K artinya harga modalnya <300K dan biaya produksinya lebih rendah lg dari harga modalnya. Berarti selama ini udh brp duit yg di dapat produsen PCR test dr jualan PCR?? Kemana aja itu larinya uang jualan PCR selama ini??" @ryan_salva
"Pernah ngalami harga PCR 2,6jt (hasil 1x24 jam) terpaksa karena harus terbang ke Bali, turun jadi 1,5jt, turun lagi Rp 900rb, turun lagi Rp 495rb. Antigen? Dari 350rb, turun ke 200, turun ke 150rb, sekarang 85-99rb. Belum sempat nyobain yg Rp 35rb nih pdhl py tiket maskapainya" @megumi_sutopo
"Iya om, sebenarnya standar harga PCR ini berapa ya? Dari sejuta, trun 800, trun 450, trun lagi 300. Pemerintah seolah menutup2i & seakan2 terlibat dalam bisnis ini," @AlifKamal__
Di sisi lain, anggota DPR Fraksi PAN Guspardi Gaus mempertanyakan keputusan pemerintah terkait wajib tes PCR.
Guspardi menyebut, jangan sampai kebijakan menyertakan tes PCR untuk perjalanan domestik justru menimbulkan kesan negatif di masyarakat.
Jangan pula ada anggapan bahwa pemerintah membuka peluang berbisnis dengan rakyatnya.
Jika pemerintah menganggap penumpang pesawat udara mempunyai resiko tinggi, kenapa dibenarkan tempat duduk di atas pesawat tidak jaga jarak.
Ia juga tidak setuju jika semua moda transportasi penumpangnya harus diwajibkan PCR.
"Nah kebijakan ini terkesan bahwa pemerintah lebih pro kepada pengusaha penerbangan dan mereka yang mempunyai bisnis tes usap PCR ketimbang rakyat. Kebijakan ini jelas tidak adil dan juga sangat memberatkan rakyat. Patut diduga ada aroma bisnis yang menguntuntungkan pihak-pihak tertentu," ujar Guspardi, Selasa (26/10/2021).
Ia menambahkan, pemerintah sudah harus mengakhiri kewajiban tes PCR bagi penumpang pesawat domestik. Kalaupun diperlukan cukup dengan tes antigen dengan catatan harus sudah mendapatkan vaksin dosis pertama atau kedua. (cr09)