Kasus Positif Covid-19 Menurun, Menkes Minta Tidak Euforia Meski Penularan Sudah Rendah, Sebab di AS Ada Peningkatan Kasus
JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kasus Covid-19 di tangah masyarakat semakin turun, begitu juga dengan angka kematian juga terus berkurang.
Per hari Selasa (26/10/2021) mereka yang terpapar Covid-19 bertambah sebanyak 611 kasus, sehingga secara nasional mereka yang positif ada 4.241 090.
Demikian pengumuman dari Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 tentang perkembangan kasus Covid-19 per hari Selasa (26/10/2021).
Mereka yang meninggal dunia akibat Covid-19 juga menurun drastis, per hari (26/10/2021) bertambah 35 kasus, sehingga secara keseluruhan yang wafat 143.370.
Kabar gembira dengan adanya mereka yang sembuh dari Covid-19 per hari (26/10/2021) bertambah 1.141 kasus, sehingga secara nasional mereka yang sembuh ada 4.084.831.
Satgas per hari Selasa (26/10/2021) juga mengumumkan adanya tiga provinsi yang mengalami penambahan kasus positif di atas 50.
Yakni, tertinggi Jawa Tengah dengan penambahan sebanyak 91 kasus, di posisi kedua Jawa Barat dengan penambahan 78 kasus, dan diurutan ketiga Jawa Timur dengan penambahan 51 kasus.
Satgas juga mengimbau masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan, 3M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun air mengalir) untuk mencegah penularan Covid-19.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan kita bersyukur bahwa kasus positif Covid-19 di Indonesia sudah rendah tetapi kita menang tidak boleh lengah apalagi kita akan menghadapi liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru).
"Secara historikal selalu ada kenaikan kasus dalam liburan Nataru tersebut," terang Menkes dalam keterangannya secara virtual, Selasa (26/10/2021).
Menkes minta tidak ada euforia yang berlebihan dengan adanya penurunan kasus yang terjadi sekarang ini, sehingga membuat kita tidak waspada. Sebab, di AS saja ada peningkatan kasus, juga di Israel dan Singapura.
"Karena negara-negara dengan tingkat vaksinasi yang tinggi seperti Israel, Singapura dan Amerika Serikat (AS) tetap juga mengalami peningkatan kasus," tutur Budi.
Budi menjelaskan bahwa kita harus waspada pelonggaran aktivitas yang berlebihan, sehingga terjadi berdampak kepada lonjakan kasus yang membuat kita melakukan pengereman aktivitas, termasuk aktivitas ekonomi. (*)