Parah, Banyak Istri dan Bisnis Goib, YS Kades Kejaban Korupsi Dana Desa 

Jumat 22 Okt 2021, 18:24 WIB
Hafni: Mudah-mudahan dengan tertangkapnya dia, bisa menjadi pembelajaran bagi semuanya dan yang paling penting citra Desa Kejaban kembali dipulihkan. (Foto/luthfi) 

Hafni: Mudah-mudahan dengan tertangkapnya dia, bisa menjadi pembelajaran bagi semuanya dan yang paling penting citra Desa Kejaban kembali dipulihkan. (Foto/luthfi) 

SERANG, POSKOTA.CO.ID - Desa Kejaban, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang dikenal banyak orang sebagai lumbungnya orang berpendidikan dan pengusaha. 

Tidak sedikit orang Kejaban yang saat ini menduduki kursi jabatan baik di tingkat Kabupaten, Kota Serang maupun di Provinsi Banten. 

Tapi predikat desa Pendidikan itu tercoreng dengan ulah mantan Kadesnya, YS, yang tertangkap karena lakukan penggelapan ratusan juta rupiah dana desa serta berbagai proyek desa yang tidak sesuai spesifikasi dan fiktif. 

Kepala Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Kejaban, Hafni (57) mengaku antara senang dan tidak ketika mendapati mantan Kadesnya itu sudah tertangkap oleh pihak kepolisian. 

"Mudah-mudahan dengan tertangkapnya dia, bisa menjadi pembelajaran bagi semuanya. Dan yang paling penting citra Desa Kejaban kembali dipulihkan," katanya saat ditemui di kediamannya, Jumat (22/10/2021). 

Hafni yang sudah banyak makan asam garam di BPD Kejaban itu mengungkapkan, dirinya tidak menyangka perilaku mantan Kades-nya itu sampai begitu jauh menyimpang. 

"Pada saat awal-awal menjabat tahun 2012 lalu, kinerja dan perilaku dia masih biasa-biasa saja. Dia dekat dengan masyarakat, serta sering hadir setiap ada acara di Desa," ujarnya. 

Terlebih keluarga besarnya mayoritas tokoh masyarakat dan ulama yang cukup terpandang di Desa Kejaban, sehingga membuat masyarakat segan kepadanya. 

"Sampai tahun 2015 itu kinerjanya masih bagus, banyak pembangunan yang ia lakukan, dari mulai sistem drainase sampai jalan," katanya. 

Persoalan kemudian muncul ketika pemerintah mulai memberikan dana desa sejak tahun 2015. Rekening kas Desa yang semula dipegang bendahara berpindah tangan kepada dirinya. 

"Ada uang desa yang masuk dan keluar cuma dia yang tahu, saya dan puluhan staf di desa tidak ada yang tahu," ungkapnya. 

Ditambah, sejak mendapat dana desa itu, YS, jarang berada di Desa Kejaban.

Dia disibukkan dengan bisnis goibnya yang baru dengan modus bisa menggandakan uang.

Bahkan juga dikabarkan sudah menikah lagi sampai mempunyai tiga istri. 

"Bahkan sekitar tahun 2017, salah satu staf di Desa mengaku pernah ditawari oleh YS untuk ikut bergabung di bisnisnya itu. YS mengaku dirinya dalam waktu dekat akan mendapat keuntungan mencapai Rp26 miliar dari nilai investasi yang ia lakukan," ucapnya. 

Padahal saat itu posisi seluruh staf dan pegawai di Desa Kejaban belum mendapat honor, karena uangnya dibawa kabur oleh YS. 

Untuk diketahui, selain untuk pembangunan, dana desa itu juga dialokasikan untuk belanja gaji perangkat desa seperti staf dan juga BPD. Selain itu,  dana desa juga diperuntukkan bagi honor marbot masjid, pemandi jenazah dan guru ngaji. 

Hafni beserta yang lainnya mengakui di masa kepemimpinan YS, hanya menerima gaji sampai akhir tahun 2016. Setelah itu sampai tahun 2018 honor mereka tidak kunjung dibayarkan, karena rekening kas desanya dibawa oleh YS. 

"Sekitar satu setengah tahun kami bekerja tapi tidak mendapat honor," pungkasnya. 

Sejak tahun 2015-2018, sebagai ketua BPD Hafni mengaku tidak mengetahui persis berapa besaran dana desa yang diterimanya dari pemerintah. Mengingat semua itu dipegang dan dikendalikan oleh YS. 

Dirinya juga merasa kesulitan untuk mencari informasi besaran dana itu, sebab YS juga sudah jarang berada di rumah Kejaban.

"Pokoknya sejak tahun 2016 itu dia sudah susah dihubungi, di rumahnya juga jarang ada pak," ungkapnya. 

Kemudian pada sekitar pertengahan tahun 2018, ada temuan terhadap sejumlah pekerjaan yang dibiayai dari dana desa oleh Inspektorat Kabupaten Serang. "nilainya kalau tidak salah sekitar Rp150 juta," katanya. 

Karena dirinya mendapat panggilan dari Inspektorat, ia pun memenuhi panggilan itu dan menjawab apa adanya yang ia tahu.

Namun YS selalu tidak hadir meskipun sudah beberapa kali dipanggil. 

"Sampai akhirnya kasusnya ditangani oleh pihak kepolisian, saya juga hadir ketika dimintai keterangan. Tapi YS tetap mangkir dan akhirnya menjadi DPO," ucapnya. 

YS akhirnya diberhentikan dan ditunjuklah Ade sebagai Plt Kepala Desa Kejaban oleh pihak Kecamatan Ciruas. Mendapati adanya persoalan keuangan yang cukup rumit ini, Ade kemudian mengambil alih rekening kas desa dari tangan YS. 

"Saya juga ga tau itu dapetnya dari mana. Yang jelas ketika dapet, saya suruh cek isi saldonya, ternyata masih ada Rp400 juta dan saya laporkan ke pak Ade," katanya. 

Tonton juga video "Sita 62.9Kg Sabu, 21 Orang Jadi Tersangka dan Satu Ditembak Mati". (youtube/poskota tv)

Tak lama kemudian, setelah prosesi Sertijab Plt Kades Kejaban, ketika kembali dicek jumlah saldo di rekening itu sudah habis. Rupanya sudah diambil lebih dulu oleh YS. 

"Ga tau itu gimana cara ngambilnya," pungkasnya. 

Sampai saat ini, Hanif masih dipercaya sebagai ketua BPD Desa Kejaban meskipun periode kepemimpinan Kades nya sudah berganti. 

Di masa kepemimpinan Kades Kejaban yang sekarang, Hanif sudah bisa sedikit lega karena semuanya sudah berjalan sebagaimana koridor aturan yang berlaku. 

"Termasuk untuk pengalokasian dana desa, juga sudah terorganisir dan terpublikasikan kepada masyarakat luas," tutupnya. (luthfillah) 

Berita Terkait

News Update