JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Wakil Presiden (Wapres) KH Ma'ruf Amin menegaskan kita harus menjaga umat daripada berita bohong aau yang menyesatkan.
Pesan Wapres tersebut disampaikan dalam sambutannya di saat menghadiri secara daring Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1443 H, dari Kediaman Resmi Wapres, Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta, Selasa (19/10/2021) malam.
Hadir dalam acara itu, Rais ‘Aam Miftachul Akhyar, Katib Aam Yahya Cholil Staquf, Ketua Umum Said Aqil Siroj, dan Sekretaris Jenderal Helmy Faishal Zaini, serta Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar.
Wapres menegaskan sekarang ini berkeliaran hoaks atau berita bohong karena adanya kemajuan teknologi informasi yang luar biasa.
"Karena adanya kemajuan teknologi informasi yang luar biasa itu, sehingga terjadi berbagai informasi antara yang benar dan juga keliru, antara haq dan juga bathil," terang Wapres.
Wapres menambahkan informasi itu menjadi tersamarkan dan ini orang menyebutnya sebagai era di mana kebenaran yang tersamarkan.
"Itu bahasa yang populer sekarang disebut hoaks atau berita bohong. Saya menyebutnya zamanul isytibah atau era ketersamaran," kata Wapres.
Wapres menambahkan berkeliarannya hoaks ini sangat berbahaya apabila kita tidak teliti, dan tidak selektif di dalam menerima informasi tersebut.
"Sebab itu, kita harus menjaga umat dari berbagai informasi atau berita-berita yang menyesatkan tersebut," terang Wapres.
Wapres menegaskan kita harus menjaga umat daripada yang dapat terprovokasi banjir informasi, dan tidak dideteksi secara pasti mana yang fakta dan mana yang opini, mana berita yang kabur, atau samar.
"Karena itu saya menamakan
zamanul isytibah. Semua kabur, samar. Ini sangat berbahaya, bisa memecah-belah umat dan bangsa apabila kita tidak bisa menjaga umat dari informasi-informasi menyesatkan,” tegas Wapres.
Menurut Wapres, ini bukan hal yang mudah karena memang ini dibangun dengan sedemikian rupa, melalui media apapun dijadikan alat untuk menyampaikan informasi yang juga tidak seluruhnya benar.
Wapres juga menilai dunia pesantren secara khusus memiliki kesempatan yang lebih luas untuk terlibat dalam pemberdayaan ekonomi, baik di sektor keuangan maupun riil.
"Saya bergembira bahwa di kalangan masyarakat sudah mulai dikembangkan, di kalangan pesantren sudah muncul gerakan OPOP (One Pesantren One Product),” ungkap Wapres.
Wapres menambahkan di pesantren sudah mulai dikembangkan berbagai kegiatan, baik yang sifatnya sektor keuangan, seperti bank wakaf yang diinisiasi pemerintah dan BMT-BMT, maupun yang sektor riil dengan berbagai produk-produk. "Dan di beberapa daerah bahkan sudah banyak yang mulai diekspor," pungkasnya. (johara)