JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Zila menemukan ibunya sudah berlumuran darah, tanpa celana dalam. Hal ini tentu memberi dampak traumatis bagi kondisi psikologisnya.
Sebelumnya, warga perumahan perkebunan PT Hari Sawit Jaya di Desa Sidomulyo, Kecamatan Bilah Hilir, Kabupaten Labuhanbatu digegerkan oleh seorang ibu rumah tangga (IRT), ditemukan tewas berlumuran darah di Kabupaten Labuhanbatu pada Jumat(15/10/2021).
Korban Suriana alias Susiani(45) ditemukan dikamar rumahnya dengan bersimbah darah dengan luka diduga bekas sayatan benda tajam oleh anaknya, Zila, yang baru pulang sekolah.
Belum diketahui penyebab kematiannya, korban masih dalam penyelidikan pihak Kepolisian.
Apa yang Anda bayangkan jika melihat orang tua Anda terbujur kaku dan berlumuran darah di hadapan Anda?
Artikel ini dibuat untuk menyampaikan informasi, bagaimana dampak psikologis dan usaha pemulihan anak ketika melihat orang tuanya meninggal di hadapannya.
Berdasarkan kutipan Poskota.co.id dari haibunda.com, seorang psikiater bernama Harold S. Koplewicz, MD, menjelaskan bahwa sikap menerima perasaan anak atas peristiwa yang terjadi pada orang tuanya dan menekankan bahwa orang tuanya meninggal, karena memang ada sakit yang dialami, bisa menjadi sebuah bentuk dukungan untuk mereka (memulihkan mentalnya).
Harold juga menambahkan, bahwa yang perlu diperhatikan adalah ketika kesedihan anak berhasil menimbulkan gangguang, seperti tidak ingin pergi ke sekolah, tidak ingin makan, dan mudah marah.
Sebagai contoh, apabila anak menghindari memori bersama orang tuanya, seperti juga menghindari area yang biasa ditempati orang tuanya, ataupun segala hal yang meresonansikan ingatannya pada orang tuanya.
Harold menegaskan, bahwa hal tersebut tidak baik bagi anak tersebut. Menurutnya, padahal itu (mengingat kenangan bersama orang tua) merupakan proses berduka yang sehat.
Jika penyelidikan pihak Kepolisian membuahkan hasil, bahwa Susiani meninggal karena bunuh diri, perlu diperhatikan proses tumbuh kembang Zila kedepannya.
Dilansir juga oleh Poskota.co.id dari haibunda.com, bahwa terdapat studi yang dilakukan Johns Hopkins Children's Center, menemukan bahwa anak yang orang tuanya meninggal karena bunuh diri, tiga kali lebih mungkin memutuskan bunuh diri dibanding anak yang orang tuanya meninggal bukan karena bunuh diri.
Sampai saat ini, belum ada penelitian yang dapat menginformasikan, bagaimana dampak jika anak mengetahui orang tuanya dibunuh, diperkosa, ataupun dianiaya.
Bagaimanapun kehilangan orang yang di sayang, merupakan momen-momen tersulit bagi semua orang. Percayalah kebahagiaan akan selalu ada untuk kita dan orang-orang yang sudah meninggalkan kita lebih dulu. (cr03/Ibriza Fasti Ifhami)