ADVERTISEMENT

SMRC Beberkan Hasil Survei: Sebanyak 78 Persen Rakyat Tak Ingin Adanya Amandemen UUD 1945

Jumat, 15 Oktober 2021 17:53 WIB

Share
SMRC mengadakan diskusi secara daring dengan tema  ‘Sikap Publik Nasional terhadap Amandemen UUD 1945’ (rizal/ tangapan)
SMRC mengadakan diskusi secara daring dengan tema  ‘Sikap Publik Nasional terhadap Amandemen UUD 1945’ (rizal/ tangapan)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Hasil survei Saiful Mujani Research And Consulting (SMRC) menyebut, sebanyak 78 persen rakyat Indonesia tidak menginginkan adanya amandemen pada Undang-undang Dasar (UUD) 1945. 

Kesimpulan ini muncul dalam survei opini publik yang bertema ‘Sikap Publik Nasional terhadap Amandemen UUD 1945’ yang dirilis secara online, Jumat (15/10/2021).

Survei opini publik ini digelar pada 15 - 21 September 2021 melalui tatap muka atau wawancara langsung. Sampel sebanyak 1220 responden dipilih secara acak (multistage random sampling) dari seluruh populasi Indonesia yang berumur minimal 17 tahun atau sudah menikah. Response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 981 atau 80 persen.

Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,19 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen (asumsi simple random sampling).

Dalam presentasi hasil survei yang disampaikan Direktur Eksekutif SMRC, Sirojudin Abbas, Ph.D, ditemukan bahwa mayoritas warga (66 persen) menilai UUD 1945 adalah rumusan terbaik dan tidak boleh diubah atas alasan apapun bagi Indonesia yang lebih baik. 

Ada 12 persen yang menilai bahwa walaupun UUD 1945 buatan manusia dan karena itu mungkin ada kekurangan, sejauh ini paling pas bagi kehidupan Indonesia yang lebih baik.

"Sehingga total ada 78 persen. Dua sikap ini menunjukkan bahwa publik tidak ingin ada perubahan atau amandemen pada UUD 1945 atau Konstitusi Republik Indonesia," katanya. 

Sementara dukungan atas amandemen datang dari minoritas warga. Hanya ada 11 persen yang berpendapat beberapa pasal dari UUD 1945 perlu diubah atau dihapus, dan ada 4 persen yang menilai UUD 1945 sebagian besar harus diubah. Masih ada 7 % yang menjawab tidah tahu.

Sikap publik yang tidak menghendaki adanya amandemen UUD ini terlihat dominan pada setiap massa pemilih partai, maupun pemilih Capres 2019. Demikian pula pada setiap lapisan demografi.

"Mayoritas warga pada setiap massa pemilih partai, massa pemilih capres 2019, yang puas maupun tidak puas dengan kinerja Presiden Jokowi, dan seluruh lapisan demografi tidak menghendaki perubahan pada UUD 1945," jelas Abbas. (rizal)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT