JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Warga komplek Permata Buana, Hartono Prasetya alias Toni (64), yang mengaku dipersekusi oleh belasan warga, merasa telah membuka mediasi atas pelaporan yang dilakukan olehnya ke Walikota Jakarta Barat.
Menurut kuasa hukum Toni, Otavianus Rasubala, saat belasan warga menggeruduk rumahnya, kliennya tersebut bukan tidak mau bermediasi dengan warga, hanya saja dia ingin meminta bantuan polisi untuk melindungi dirinya.
Adapun, dia menyayangkan pernyataan polisi yang mengatakan bahwa dirinya enggan melakukan mediasi kepada warga yang menggeruduk rumahnya tersebut.
"Awalnya saya mau ngambil kunci ke dalam, kemudian saya juga merasa sudah tidak benar akhirnya saya mau minta bantuan ke polisi," kata Okta dikonfirmasi Senin (11/10/2021).
"Karena ketakutan, klien saya hanya berdiri di teras dia kan sudah sepuh dan hanya tinggal berdua dengan istrinya," sambungnya.
Diketahui, Toni merasa terganggu karena jalan di depan rumahnya bising. Dia ingin agar rumahnya itu dapat di portal.
Menurut Okta, persoalan utama yaitu bukan soal kebisingan. Melainkan untuk keamanan dan kenyamanan dirinya dan tetangga.
Sebab, sudah dua kali, kelompok maling telah menyatroni kawasan komplek perumahan miliknya itu.
"Rumah saya sekali kena rampok, beberapa barang berharga ilang. Kemudian tetangga saya juga kena rampok, jadi dua kali total," kata Toni.
Toni menjelaskan, pemasangan portal di komplek perumahan miliknya, dinilai dapat mengurangi dari kejahatan pencurian.
Sebelumnya, Toni melaporkan ke polisi perihal dugaan pengusiran oleh oknum RT dan beberapa warga setempat. Toni mengaku rumahnya didatangi oknum RT dan beberapa warga.
Yang diduga jadi pangkal masalah yakni surat Toni perihal jalan di depan kediamannya. Surat itu ditujukan untuk Wali Kota Jakarta Barat.
"Jadi ada oknum RT-RT dan masyarakat. RT itu tidak cuma satu, ada berapalah, datang memaksa masuk pekarangan orang dalam keadaan terkunci," ujar pengacara Toni, Oktavianus Rasubala, saat dihubungi, Senin (4/10/2021).
Menurut Oktavianus, rumah kliennya itu didatangi beberapa warga dan oknum RT. Oktavianus mengatakan peristiwa terhadap kliennya itu tak ubahnya seperti didemo.
"(Toni) di dalam pagar, di pekarangan di rumah, pintu gerbangnya itu digoyang-goyang, kayak demo," ucapnya. (Cr01).