Hore Industri Beroperasi 100 Persen! Kementerian Perindustrian: Pacu Pasar Ekspor dan Penambahan Pekerja 

Selasa 28 Sep 2021, 15:49 WIB
Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian, Muhammad Khayam.(humas Kemenperin)

Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian, Muhammad Khayam.(humas Kemenperin)

Sejauh ini, lanjut Khayam, tingkat vaksinasi karyawan di PT GI mencapai 95 persen untuk vaksin pertama dan 75 persen untuk vaksin kedua. Sedangkan tingkat vaksinasi karyawan di PT SCI sebesar 78 persen untuk vaksin pertama dan kedua.

“Karyawan yang belum divaksin adalah penyintas Covid-19, ibu hamil, dan komorbid,” imbuhnya. PT GI dan PT SCI telah menggunakan aplikasi PeduliLindungi pada seluruh karyawan untuk pengendalian kasus COVID-19.

Dari hasil kunjungan tersebut, pimpinan perusahaan mengungkapkan beberapa kendala terkait aplikasi PeduliLindungi. Misalnya, yang terjadi pada karyawan, antara lain sertifikat vaksin belum muncul, meskipun karyawan yang bersangkutan telah divaksin.

Selain itu, sulitnya menginput NIK dan tanggal lahir pada saat pembuatan akun, gagal check-in, dan aplikasi crash. 

Perwakilan manajemen PT SCI, Hardiono Arron mengungkapkan bahwa industri di Salatiga membentuk grup media sosial untuk saling berkoordinasi terkait kendala aplikasi PeduliLindungi dan masalah lainnya terkait peraturan PPKM.

“Grup tersebut saling memberi solusi demi kelancaran operasional industri,” ujarnya.

Pada kunjungan tersebut, tim Ditjen IKFT juga mendapatkan penjelasan tentang implementasi industri 4.0 di PT GI dan PT SCI. Teknologi 4.0 yang telah diadopsi oleh perusahaan tersebut adalah penggunaan IoT, sensor (RFID dan barcode), robotic, dan real-time controlling. Implementasi industri 4.0 ini memberikan manfaat efisiensi cost per minute, quick response deployment, peningkatan produktivitas, dan peningkatan kualitas.
 
“Menurut PT GI, teknologi industri 4.0 dan tenaga kerja terampil dapat menjadi komplemen satu sama lain yang menyebabkan produktivitas perusahaan meningkat. PT GI berharap Kemenperin dapat memfasilitasi peningkatan kompetensi tenaga kerja yang berwawasan industri 4.0 bagi industri padat karya untuk meningkatkan daya saingnya,” papar Khayam.

Sejak tahun 2018, Ditjen IKFT menyelenggarakan kegiatan pembinaan terkait Making Indonesia 4.0 untuk membantu percepatan implementasi industri 4.0 pada perusahaan binaan. Pada tahun ini, PT GI akan menjadi salah satu perusahaan yang difasilitasi oleh Ditjen IKFT untuk meningkatkan kualitas proses bisnisnya pada kegiatan Bimbingan Teknis Lighthouse Industry 4.0. 

PT GI akan mendapatkan bimbingan teknis transformasi manajer serta pengenalan dan asistensi adopsi teknologi 4.0 yang disesuaikan dengan kebutuhannya. Dengan menjadi perusahaan peserta Bimbingan Teknis Lighthouse Industry 4.0, PT GI wajib bersedia menerima perusahaan lain yang ingin melakukan benchmark studi pembelajaran implementasi industri 4.0. (*/tri)

Berita Terkait

News Update