Pakar mikro ekspresi Poppy Amalya membaca gestur Yoris saat diperiksa kesembilan kali di kasus pembunuhan Subang (tangkapan layar Youtube Poppy Amalya)

Kriminal

Pakar Mikro Ekspresi Ungkap Gestur Yoris Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Kepala Menunduk Jadi Sorotan

Selasa 21 Sep 2021, 19:59 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kasus pembunuhan sadis ibu dan anak di Subang masih menyimpan misteri. Sebulan berlalu, pelaku pembunuhan yang menewaskan dua wanita itu belum kunjung menemui titik terang.

Tak heran apabila pihak kepolisian masih terus melakukan pendalaman saksi, barang bukti hingga analisa ilmiah untuk mengungkap siapa tersangka dibalik peristiwa keji tersebut.

Banyak pakar yang turut memberikan pandangannya terkait kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang ini, salah satunya ialah pakar Mikro Ekspresi, Poppy Amalya.

Poppy angkat bicara menyoroti ekspresi Yoris Raja Amalullah, anak pertama korban. Menurutnya Yoris terlihat sangat tenang saat menyampaikan keterangan di salah satu stasiun televisi.

"Di sini gambarannya kalau saya lihat walaupun sambil menunduk tapi ada pengalaman emosional juga," kata Poppy dikutip poskota dari unggahan Youtube, Selasa (21/9/2021).

Ia juga melihat tak ada tanda-tanda benda hilang maupun dicuri. Dimana hal itu menunjukkan bahwa peristiwa ini bukan perampokan tapi murni pembunuhan.

Akan tetapi, dalam pembunuhan itu tujuannya memang semata-mata bukan karena uang, melainkan karena faktor atau alasan lain.

"Amel ini kan memiliki 3 HP yaitu pertama adalah Iphone, Samsung dan satu lagi adalah seperti Tab," ucapnya.

"Bahkan ada uang senilai tiga puluh juta masih ada, di dalam rumah juga tidak ada yang mengambil untuk uang pembayaran para guru ngaji," terang Poppy.

Bahkan, di sini Yoris juga menjelaskan, bahwa pertama yang mengelola Yayasan itu adalah orang tuanya sendiri, yakni Yosef bersama istri mudanya.

"Jadi agak sedikit menertawakan atau menunjukkan gambaran yang kurang begitu suka dengan istri muda yang mengambil alih dengan menikahi sang ayah sehingga langsung diangkat menjadi bendahara," kata Poppy.

Kemudian Yoris mengucap 'tapi itu nggak masuk' sambil menutup mata dengan lama yang menggambarkan kepiluan dan tidak sanggup
melihat kenyataan.

Sebelumnya, Pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri mengatakan berdasarkan sudut pandang keilmuan sebenarnya waktu krusial pengungkapan suatu kasus pembunuhan ada pada 48 jam awal sejak kasus itu ditemukan.

"Artinya dalam kurun waktu tersebut sepatutnya olah TKP sudah dilakukan, pemeriksaan saksi sudah, pengumpulan barang bukti sudah, sehingga tersangka bisa ditetapkan," kata Reza ketika dihubungi poskota, Senin (20/9/2021).

"Semakin jauh dari 48 jam, semakin sulit pula pengungkapan kasusnya," tambahnya.

Meski begitu ia juga beranggapan setiap kasus memiliki tingkat kesulitan yang berbeda beda, begitu halnya dengan kasus pembunuhan di Subang yang saat ini sedang ditangani Bareskrim Polri atas limpahan dari Polres Subang dan Polda Jawa Barat itu.

Hal itu terlihat dari sejumlah bukti yang belum mengarah secara definitif kepada sejumlah saksi atau pihak tertentu sehingga belum ditetapkanya tersangka hingga saat ini.

"Jadi walau hitung-hitungan di atas kertas kasus Subang itu berpotensi menambah "dsrk number", namun saya tetap menyemangati Polri untuk mengungkap dan memprosesnya secara tuntas," kata dia.

Menurutnya, untuk mengungkap kasus ini menjadi terang benderang, ke depan bisa saja polisi mencari saksi lain, melakukan olah TKP sampai melakukan pemeriksaan forensik lebih lanjut.

"Intinya investigasi berlanjut sampai tuntas, kalau memungkinakan," pungkasnya. (tha)

Tags:
Pakar Mikro Ekspresi Poppy AmalyaPakar Mikro Ekspresi Poppy Amalya soroti kasus pembunuhankasus pembunuhan ibu dan anak di SubangRaut wajah Yoris mengundang tanyaYoris anak korban pembunuhan subang

Administrator

Reporter

Administrator

Editor