KASIHAN Cedin, 40, dari Serang (Banten) ini. Jauh-jauh berobat sampai Tanggamus (Lampung), oleh dukun Nurdin, 27, disebut kena santet bulu babi.
Yang bisa menyembuhkan katanya justru istri sendiri. Maka Nurdin pun ke Banten, sekedar untuk memaksa Sunthi yang cantik itu masuk sarung!
Ternyata yang namananya dukun itu di mana saja sama, nggak di Jawa nggak di luar Jawa, biar afdol jadi dukun cabul sekalian!
Ketika melihat keluarga pasien ada yang cakep, dengan mengatasnamakan terapi perdukunan, dia memperoleh legitimasi untuk memperkosa atau menggauli wanita keluarga pasien itu.
Padahal, meski kehormatan ternoda sang penyakit tak kunjung hilang.
Kali ini dukun cabulnya Nurdin, warga Cukuh Balak Kabupaten Tanggamus.
Usianya masih begitu muda, tapi sudah dikenal sebagai dukun cukup manjur.
Nggak tahulah lulusan akademi perdukunan mana dia. Yang jelas, nama Nurdin terkenal sampai daerah Banten segala.
Padahal sebetulnya Banten sendiri juga banyak orang pinter (S1, S2 bahkan sampai S3 kedokteran).
Kisahnya dimulai saat Cedin warga Taktakan Serang menderita sakit tak kunjung sembuh.
Gejalanya panas dingin, kepala pusing, terutama tanggal-tanggal 20-an ke atas.
Awalnya dicurigai kena Covid-19, karenanya Cedin lalu isoman di rumah sekaligus WFH.
Tapi sudah lepas dua minggu rasa sakit itu tak kunjung hilang. Jangan-jangan kena badai sitokin kayak Deddy Corbusier.
“Waduh, saya nggak punya duit sekoper untuk kasih hadiah pada dokternya,” gumam Cedin dalam hati.
Cedin lalu mendengar bahwa di Tanggamus Lampung ada dukun muda tokcer, namanya Nurdin.
Dengan di antar istri, keduanya berangkat ke Lampung. Tiba di Cukuh Balak, dukun Nurdin justru lebih tertarik pada Sunthi bini Cedin tersebut.
Muda, cantik, sekel nan cemekel lagi! Belum-belum Nurdin sudah membayangkan yang mboten-mboten.
Sebagai dukun Nurdin tak boleh menampakkan sifat aslinya yang mudah nafsu.
Tapi ketika mendiagnose pasiennya, langsung saja divonis sesuai kepentingan sendiri.
Katanya, Cedin kena santet bulu babi. Ini lebih berbahaya ketimbang santet bulu ketek.
Cara pengobatannya harus telaten. Untuk hemat tenaga, lebih baik dukun Nurdin yang ke rumah pasien.
Yang penting transpor dan akomodasi ditanggung.
Demikianlah, tiga hari kemudian Nurdin benar-benar nyebrang laut ke Serang untuk ketemu pasiennya sekaligus memandangi Sunthi istri pasien yang cantik itu.
Lalu katanya kemudian, santet bulu babi hanya bisa ditangkal lewat istri sendiri. Bagaimana caranya?
Maka dukun Nurdin minta izin untuk menerapi istri Cedin di kamar, itung-itung sebagai vaksinnya.
Dalam kamar itulah Nurdin lalu mengatakan bahwa penangkal penyakit Cedin harus dengan sperma istrinya. Lho memangnya perempuan memilikinya?
Bagi dukun Nurdin, ya punyalah. Bagaimana cara memperolehnya, harus dipancing lewat persetubuhan dengan lelaki lain, yang dalam hal ini bisa diwakilkan pada si dukun.
Awalnya Sunthi keberatan dengan terapi model dukun Nurdin.
Tapi karena kasihan suaminya sudah berminggu-minggu menderita, akhirnya dilayani juga sampai selesai dan kemudian Cedin diobati.
Setelah terima uang jasa dukun muda nan cabul itu kembali ke Lampung.
Tapi ditunggu reaksinya sampai semiggu, ternyata tak ada perubahan penyakit Cedin, padahal Sunthi sudah mengorbankan asetnya paling berharga.
Merasa ditipu, Sunthi pun melapor ke Polres Tanggamus dan dukun Nurdin pun ditangkap.
Dalam pemeriksaan dia mengakui bahwa sebetulnya dia lebih tertarik pada kemontokannya istri pasien, ketimbang mengobati pasiennya.
Namanya juga dukun cabul, untuk hal begituan idenya langsung timbul. (GTS)