JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kehadiran Saipul Jamil menjadi bintang tamu di acara televisi berujung pada permintaan maaf. Trans TV yang menampilkan Saipul Jamil setelah bebas dari penjara dalam program Kopi Viral meminta maaf dan menerima kritik dari berbagai pihak.
"Kami menerima kritik dan masukan terkait program Kopi Viral yang tayang di TRANS TV pada hari Jumat, 3 September 2021 dengan bintang tamu Saipul Jamil," begitu tertulis permohonan maaf terbuka Trans TV di Instagram, dikutip Selasa (7/9/2021).
Diketahui program Kopi Viral di stasiun televisi milik Chairul Tanjung itu menayangkan siaran eksklusif kebebasan Saipul Jamil dari penjara.
Permohonan maaf ini disampaikan melalui unggahan Instagram resmi Trans TV.
"Kami mohon maaf atas tayangan tersebut," sambungnya.
Lebih lanjut, aspirasi dan kritik masyarakat terkait penayangan Saipul Jamil akan dijadikan sebagai bahan evaluasi oleh Trans TV. Ke depannya, stasiun televisi milik Chairul Tanjung itu berjanji akan lebih memperhatikan konten siaran dalam beragam program yang ditayangkannya.
"Hal ini menjadi perhatian khusus dan telah melakukan evaluasi menyeluruh untuk menjadi pembelajaran dan perbaikan ke depannya. Terima kasih atas perhatiannya," lanjut isi permohonan tersebut.
Diberitakan sebelumnya, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) akhirnya mengeluarkan pernyataan resmi agar televisi tak terkesan merayakan kebebasan Saipul Jamil.
Hal itu disampaikan KPI melalui akun Instagram resminya di akun @kpipusat, Senin (6/9/2021).
"Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) meminta seluruh lembaga penyiaran televisi untuk tidak melakukan amplifikasi dan glorifikasi (membesar-besarkan dengan mengulang dan membuat kesan merayakan) tentang pembebasan Saipul Jamil dalam isi siaran," tulis akun KPI di Instagram @kpipusat.
"Permintaan ini merespons sentimen negatif publik terkait pembebasan dan keterlibatan yang bersangkutan di beberapa program acara TV," imbuhnya.
KPI juga berharap seluruh lembaga penyiaran memahami etika kepatutan publik terhadap Saipul Jamil.
“Kami berharap seluruh lembaga penyiaran memahami sensitivitas dan etika kepatutan publik terhadap kasus yang telah menimpa yang bersangkutan dan sekaligus tidak membuka kembali trauma yang dialami korban,” sambungnya.
Terkait keputusan itu, warganet pun bereaksi keras dan membanjiri kolom komentar Instagram KPI. (cr07)