SERANG, POSKOTA.CO.ID - Anggaran untuk perlombaan kampung resik lan aman di Kelurahan Terondol, Kecamatan Serang, Kota Serang ternyata belum cair meskipun sudah diajukan oleh pihak kelurahan.
Hal itu dikatakan Camat Serang Farah Richi saat dikonfirmasi melalui sambungan telpon, Minggu (5/9/2021).
Menurut Farah, Kelurahan Terondol memang kasusnya berbeda dengan kelurahan lain yang ada di bawah tanggungjawabnya.
"Jadi itu anggaran untuk perlombaan belum dicairkan, karena waktu pengajuannya sama dengan pencairan honorarium RT dan RW," ujarnya.
Farah mengaku dia yang memerintahkan lurah Terondol untuk terlebih dahulu mencairkan honorarium RT dan RW, karena ini dinilai yang paling prioritas.
"Jadi itu saja persoalannya, lurah sekarang itu kan sedang membenahi dulu," ucapnya.
Namun meskipun demikian, Farah mengingatkan kepada seluruh jajaran dibawahnya untuk bekerja secara transparan dan akuntabel dalam mengalokasikan anggaran yang diberikan.
"Tidak masalah diberikan setelah ada penjurian, karena memang proses penilaiannya juga masih lama," katanya.
Dijelaskan Farah, dalam penilaian perlombaan kampung resik lan aman ini dibagi menjadi dua tahap, tahap pertama penilaian secara terbuka yang sudah dilakukan beberapa waktu yang lalu.
"Dan yang kedua penilaian tertutup, itu saya tidak tahu sampai kapan," ungkapannya.
Untuk itu, tambahnya, ia berharap agar 12 kelurahan yang berada di wilayahnya ini terus menjaga dan merawat lingkungannya masing-masing.
"Apalagi saya memasang passing grade, setiap enam RT yang direkomendasikan untuk mengikuti perlombaan ini, wajib ada empat RT unggulan," jelasnya.
Terkait dengan anggaran perlombaan, diakui Farah dalam Sistem Satuan Harga (SSH) memang tercantum sebesar Rp5 juta. Namun dalam pelaksananya tidak selalu sebesar itu.
"Misalnya kelurahan Cimuncang itu dialokasikan Rp5 juta. Tapi yang dicairkan Rp3 juta lebih, karena sisanya sudah terpakai untuk operasional RT dan RW," tuturnya.
Di dalam SSH itu juga,lanjutnya, pemberian bantuannya tidak dalam bentuk uang, melainkan barang yang disesuaikan dengan kebutuhan.
"Mungkin bu lurah itu memberikan bantuan bambu karena memang di SSH-nya harus bentuk barang," tutupnya. (Kontributor Banten/Luthfillah)