JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Disinyalir vaksin Moderna terkontaminasi, Jepang menghentikan sebanyak 1,63 juta dosis yang didistribusikan olah perusahaan Takeda Pharmaceutical Jepang.
Dilansir oleh Reuters.com, bahwa Jepang menangguhkan pendistribusian vaksin jenis Moderna ini setelah ditemukanya beberapa botol vaksin yang terkontaminasi.
Meskipun pihak dari pemerintah Jepang dan Moderna sendiri telah memberikan pernyataan bahwa tidak ada masalah dengan hal tersebut.
Namun penangguhan ini dilakukan untuk menjaga keamanan dalam pemberian vaksin yang direncanakan pada Kami 26 Agustus 2021 untuk beberapa perusahaan di Jepang.
Moderna mengatakan bahwa telah di beritahu terdapat partikel lain dalam botol vaksin.
Menurut perusahaan vaksin asal Amerika Serikat ini, terjadinya kontaminasi tersebut terkait dengan pabrikan yang berada di Spanyol.
Karena selain di AS, vaksin Moderna juga di dikemas oleh pabrik farmasi Spanyol Rovi (ROVI.MC).
Perusahaan farmasi inilah yang akan memenuhi kebutuhan vaksin Moderna untuk di kirim negara-negara lain diluar AS.
Dalam pengerjaanya, Rovi bertugas untuk membotolkan atau mengisi dan menyelesaikan vaksin Moderna, dimana saat ini, sedang dilakukan penyelidikan kemungkinan terkontaminasinya vaksin Moderna tersebut.
Pihak Moderna juga menyebutkan bahwa perbasalahan ini tampaknya hanya terdapat pada beberapa batch yang diperuntukan bagi negara Jepang.
Sebelumnya pemerintah Jepang sendiri telah memberikan vaksin ini sebanyak 565.400 dosis, antara 6 Agustus dan 20 Agustus, namun belum ada laporan efek sampingnya.
Setelah diketahui adanya permasalahan kontaminasi tersebut, Operator Jepang ANA, mengatakan sekitar 4.700 dosis dari lot Moderna ini langsung dihentikan semua dimana pemberian vaksin ini direncanakan pada Kamis 26 Agustus 2021.
Selain itu, perusahaan penerbangan lainya yaitu Japan Airlines juga membatalkan rencana untuk memberikan vaksin ini kepada karyawanya setelah mendengar kabar tersebut.
Terkait dengan permasalahan ini Perdana Mentri Jepang, Yoshihide Suga mengatakan bahwa program untuk mengencarkan vaksinisasi akan terganggu.
Diaman Suga mengatakan bahwa sekitar 60% masyarakat akan divaksinasi penuh pada akhir September dan telah memiliki cukup vaksin meralisasikanya.