“AYO darimana, gini hari Bapak baru pulang. Ini kan sudah jam dua belas malam? Jangan macem-macem, ya. Itu lagi heboh janda pinggir kali yang genit itu? Banyak banget tuh lelaki yang pada nongkrong di depan rumahnya. Pokoknya, awas kalau ikutan!” Ancam istri Bang Jalil.
Bang Jalil belum mejawab tapi, sahabatnya sudah bicara melalui jarak jauh. "Lha, Bapak kan bukannya kerja malem. Lagian apa ia masih doyan sama cewek?”
Bang Jalil terseyum, diselamatkan sama sang sahabat. Dia malam ini memang mampir ngopi, di kedai kopi, yang ke betulan pelayannya cewek, janda cantik. Ya, sama sang sahabat, tapi sayang kan masih PPKM, jadi ya cuma dua puluh menit. Lumayan bisa cuci mata.
Kecurigaan istri Bang Jalil memang sangat beralasan. Sekarang ini lagi zamannya si janda pada pamer keseksiannya di medsos. Sebelumnya, masyarakat dihebohkan oleh tanaman yang disebut ‘janda bolong’? Nah, sekarang justru banyak janda asli bukan tiruan. Janda cantik, selebritis, artis yang sangat meggoda.
Wanita selebiritis, sebelumnya seperti tenggelam ketika berumah tangga, tapi ketika cerai, jadi janda, langsung lepas, kayak kuda yang lepas dari kandangnya. Nggak tanggung-tanggung, bukan sekadar keluar rumah, tapi dia juga pamerkan tubuhnya yang aduhai, putih mulus molek. Dan sengaja berpose di pinggir kolam renang. Tahu kan apa yang dikenakan?
“Kenapa musti pamer, ya. Kan sudah jelas dia itu cantik. Ngapain juga ngumbar aurat?” protes sang istri.
“Itulah wanita, Bu” jawab sahabat.
“Bapak senang, ya?” sindir istri Bang Jalil.
“Itu manusiawi, Bu. Kalau nggak senang, bukan lelaki. Ibu harus bangga punya suami masih senang sama perempuan!” kata sahabat.
Sang istri diam saja. Betul juga, ya? Tapi bagaimana juga, dia nggak rela kalau suaminya macam-macam, apalagi sampai tergoda janda.
“Jangan memusuhi janda. Ingat lho, mereka kan juga harus mendapat perhatian dan kasih sayang,” kata sahabat.
“Pokoknya Ibu nggak sudi!” kata sang istri.
“Udah jangan marah Ibu. Mana kopi Bapak?” tanya Bang Jalil.
“Sono aja ke warung kopi yang pelayannya janda cantik! Di rumah selama PPKM diperpanjang nggak ada kopi!” kata sang istri ketus. - massoes