LEBAK, POSKOTA.CO.ID - Angka kasus Covid-19 terus tinggi hingga membuat Lebak kembali ke Zona Oranye membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak bimbang mengambil keputusan terkait Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya mengaku bimbang dan belum bisa memutuskan terkait kebijakan pelaksanaan PTM di Lebak. Pasalnya saat ini hampir 4.000 warganya terpapa virus Corona.
Iti mengaku pengambilan keputusan soal pelaksanaan PTM sangat dilematis, karena dari ribuan warganya yang dinyatakan positif Covid-19, 468 di antaranya merupakan anak-anak.
"Sebenarnya bagi saya ini sangat dilematis, karena dengan meniadakan PTM di Lebak angka putus sekolah kita langsung disorot tinggi. Dan apabila kita lakukan daring juga kan daerah kita masih blankspot," ujarnya, Rabu (23/6/2021).
Iti menerangkan angka putus sekolah anak di Lebak tergolong tinggi sudah mencapai 415 anak, sementara 3.000 lebih lainnya kini statusnya tidak jelas.
Angka anak putus sekolah yang tinggi, lanjut Iti adalah karena mereka sudah jenuh dengan sistem belajar daring, ditambah faktor Blank Spot dan fasilitas yang kurang memadai.
"Tak hanya itu banyak juga anak-anak kita yang pergi ke luar kota untuk bekerja dan bahkan pergi menikah, oleh sebab itu saya juga jadi dilematis sekali untuk memutuskan," tegasnya.
Ia mengaku butuh waktu untuk bisa mengambil keputusan antara kedua pilihan yang ada di depan mata, yakni tetap melaksanakan PTM atau sebaliknya.
"Saat ini kita akan terus pantau situasi dan kondisi penyebaran virus Covid-19. Semoga, tidak ada lonjakan kembali," pungkasnya. (Kontributor Banten/Yusuf Permana)