Ilustrasi Nah Ini Dia Jarang-jarang Dikendarai Istri Kok Mau Turun Mesin? (ucha)

Nah Ini Dia

Jarang-jarang Dikendarai Istri Kok Mau Turun Mesin?

Kamis 10 Jun 2021, 07:30 WIB

Jumanto, (40), memang pekerja sibuk, sehingga istri jarang “diurus” pada malam hari. Heny, (35), yang wanita karier akhirnya sibuk dengan urusannya sendiri juga.

Sampai kemudian Jumanto ngamuk, lantaran bini yang jarang diurus itu mau “turun mesin” alias hamil akibat perbuatan rekan sekantornya.

Istilah “turun mesin” alias melahirkan, jika yang ngomong pelawak Srimulat macam Asmuni atau Gepeng almarhum, orang hanya tertawa. Tapi jika yang bicara seorang ustadz, dia bisa habis dibantai netizen.

Masak istri sendiri melahirkan anak 7 kali disebutnya “turun mesin” 7 kali. Apa ustadz lupa, bini turun mesin juga karena sering “dikendarai” sendiri, sampai lupa kapan harus ganti olie mesin dan gardan.

Untunglah Jumanto warga Surabaya ini hanya pengusaha biasa, bukan orang penting dan bukan ustadz. Karenanya ketika dia kelepasan ngomong istrinya mau “turun mesin” tak ada yang klaim termasuk keluarga dan tetangga.

Yang menjadi masalah, bukan diksi “turun mesin”, tapi siapa gerangan lelaki yang bikin turun mesin Heny istrinya itu. “Bener-bener gila, teman sekantor diembat juga,” kata Jumanto saking kesalnya.

Sebenarnya rumahtangga Jumanto-Heny termasuk sukses, dalam arti secara ekonomi berkecukupan, anak juga sudah ada, dan rumah juga mentereng tanpa mengandalkan DP nol rupiah.

Sumber ekonominya dua jurusan, karena selain suami Heny sendiri juga bekerja di perusahaan swasta. Makin maju perusahaan mereka, Jumanto-Heny makin jarang ketemu. Malam hari pun, karena sudah sama-sama capek jadi lupa akan kewajiban yang signifikan.

Heny ini penampilannya menarik, sayangnya mulutnya kayak ember plastik. Di kantor suka cerita tentang rumahtangganya pada Mardoyo, (37), rekan satu bagian. Sambil makan di kantin, Heny ngomong tentang suaminya, bla bla bla....... Dari situ Mardoyo langsung bisa menyimpulkan, “Wah ini cewek bisa dimainkan.”

Sejak itu asal Heny curhat, Mardoyo mulai ngomong yang sedikit nakal. Ternyata ditanggapi dengan gegap gempita. Ya jadilah, makannya berdua kemudia tak hanya di kantin, tapi di rumah makan berkelas.

Lebih dari itu, keduanya pun berani masuk hotel bedua. Ya ludeslah Heny, karena dia kemudian menyerahkan “aset” suami itu pada rekan sekerjanya, untuk dikerjai.

Biasanya Heny pukul 16:00 sudah sampai di rumah. Tapi sejak lengket dengan Mardoyo, pukul 20:00 baru tiba di rumah. Alasannya lembur, padahal aslinya “lempengin burung” Mardoyo dalam hotel.

Lagi-lagi karena sibuk, Jumanto tak mengurusnya lebih lanjut. Wong dia sendiri juga pulang ke rumah sekitar pukul 22:00. Untung di rumah ada pembantu yang mengurus anak-anaknya.

Tapi belum lama ini Jumanto terkaget-kaget, ketika istrinya terlihat perutnya membesar hendak “turun mesin”. Padahal sebagai suami, ibarat mobil dia sudah jarang mengendarai. Lalu Heny pun diinterogasi, untuk menjawab siapa yang menjadikan dirinya hamil. Awalnya berkelit tak ada campurtangan pihak ketiga. “Memangnya jarang kumpul suami istri tak bisa hamil? Kalau pas masa subur, ya bisa saja.....,” debat Heny.

Lain hari diinterogasi lagi, sehingga lama-lama keluar pengakuan bahwa itu berkat kerjasama nirlaba bersama Mardoyo rekan di kantornya. Tentu saja Jumanto jadi mencak-mencak dan mendadak jijik pada istri sendiri.

Hari berikutnya dia langsung mendaftarkan gugatan cerai ke Pengadilan Agama Surabaya. “Saya tak mau istri saya terima modal asing,” kata Jumanto pada petugas. Padahal pemerintah sedang menggalakkan masuknya modal asing, Cak. (GTS)

Tags:
Nah Ini DiaDikendarai IstriTurun Mesin

Guruh Nara Persada

Reporter

Guruh Nara Persada

Editor