SERANG, POSKOTA.CO.ID - Di tengah kesibukan aktivitasnya sebagai ketua DPRD Provinsi Banten, Andra Soni sengaja menyempatkan diri untuk bisa hadir dalam acara Seba Gede masyarakat Baduy di pendopo lama Gubernur Banten, Sabtu malam, (22/5/2021).
Politisi Partai Gerindra ini mengaku momen ini merupakan kali pertama ia hadir langsung, dalam kegiatan sakral masyarakat Baduy yang dilaksanakan hanya satu kali dalam setahun.
"Makanya ketika dari protokol memberikan info bahwasannya pak Gubernur tidak hadir, saya tetap ingin hadir. Karena persoalannya bukan pada siapa yang hadir, tetapi saya sebagai masyarakat Banten ingin secara langsung melihat prosesi Seba Baduy secara lebih dekat," jelasnya seusai mengikuti acara Seba Baduy.
Andra mengaku selama ini ia hanya bisa mengetahui kehidupan masyarakat Baduy dari sejumlah literasi buku yang ia baca.
Datang ke Baduy pun hanya baru sampai Ciboleger, desa yang merupakan gerbang depan menuju pemukiman masyarakat Baduy.
"Tapi ternyata setelah mendengar cerita dari masyarakat Baduy langsung, sangat luar biasa konsistensi mereka dalam menjaga kelestarian alam di Banten ini," ujarnya.
Andra menilai, walaupun mereka tidak mempunyai peraturan tertulis, tetapi mereka konsisten menjalankan yang sudah digariskan oleh para leluhur dalam menjaga kelestarian alam serta lingkungan.
"Dan kita patut belajar dari mereka terkait konsistensi itu. Insya Allah kita akan bisa menjaga masyarakat Banten dan kemudian lebih bisa mensejahterakan," ucapnya.
Ditambahkan Andra, masyarakat Banten khususnya kaum milenial harus diberikan ruang untuk mendalami budaya Baduy yang bagian dari budaya masyarakat Banten dan Indonesia.
Hal itu supaya agar apa yang menjadi panutan masyarakat Baduy bisa diimplementasikan dalam diri masyarakat Banten serta kaum milenial yang kelak akan meneruskan perjuangan.
"Sebagai contoh, budaya masyarakat Baduy patut kita tiru, dari mulai kejujurannya, disiplinnya, taat terhadap aturannya sampai pada konsistensinya," tegasnya.
Terkait dengan permintaan perlindungan tanah masyarakat Baduy dari ancaman kerusakan yang dilakukan oleh sejumlah oknum yang tidak bertanggung jawab, Andra sebagai legislator akan menindaklanjuti aspirasi itu sesuai dengan kewenangan yang ia miliki.
"Insyaallah akan kami tindaklanjuti sesuai dengan kewenangan masing-masing," tegasnya.
Karena kita berada di republik Indonesia, tambah Andra, dan masyarakat Baduy juga sadar itu, tentu ini harus dikordinasikan.
Artinya mereka punya tanah yang sudah diatur oleh undang-undang, sekitar 5.000 hektar. Wilayahnya juga masuk bagian dari Kab Lebak dan Perhutani.
"Sehingga, untuk meminimalisir terjadinya kembali perusakan itu, Pempov harus proaktif berkordinasi agar apa yang disampaikan oleh masyarakat Baduy itu bisa segera dilaksanakan," ucapnya.
Apalagi belum lama ini sudah masuk gurandil ke masyarakat adat, dan itu sangat menyayat hati mereka, karena kekhawatiran akan bencana semakin jelas.
"Sehingga harus semakin konsentrasi dan fokus, jangan hanya sekedar kegiatan seremonial," pungkasnya. (kontributor banten/luthfillah)