ADVERTISEMENT

DPR: Ekonomi Indonesia Masih Terjebak Resesi, Pertumbuhan Kuartal I 2021 Minus 0,74 Persen

Senin, 17 Mei 2021 19:27 WIB

Share
Guspardi Gaus. (rizal)
Guspardi Gaus. (rizal)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Anggota DPR dari Fraksi PAN Guspardi Gaus mengatakan,  dengan masih kontraksinya pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2021 sebesar minus 0,74 persen menunjukkan ekonomi Indonesia masih terjebak dalam kondisi resesi ekonomi. 

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) meliris pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2021 masih mengalami kontraksi 0,74 persen secara year on year.

Menurutnya konsumsi rumah tangga yang lesu dan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) serta berbagai masalah dalam pencairan dana  program perlindungan sosial menjadi  faktor penyumbang minusnya pertumbuhan ekonomi kuartal I 2021.

"Struktur ekonomi secara keseluruhan belum berubah sama sekali seperti sektor transportasi, perhotelan, dan restoran tetap berada pada zona bertahan hidup (survival zone), ujar Guspardi, Senin (17/05/2021) 

Data sementara yang di sampaikan Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Realisasi anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) baru mencapai Rp 134,07  triliun (19,2 % ) dari total anggaran sebesar Rp 699,43 triliun hingga posisi per 16 April 2021. 

Pemerintah perlu terus melakukan akselerasi belanja dan melakukan    percepatan pencairan paket stimulus pemerintah seperti BLT dan bansos model Cash transfer dan program lainnya yang sudah ada dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

"Untuk mendorong daya beli masyarakat, Program PEN harus terus diperkuat dan semakin terarah untuk mendukung dunia usaha dalam menciptakan lapangan pekerjaan," ungkap Mantan Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Sumbar ini. 

Di samping itu, transformasi sektor digital perlu didorong  karena di tengah pandemi dengan pembatasan  aktivitas masyarakat ( PPKM ) sebagian besar masyarakat  bergeser ke digital. Menggenjot ekspor dan investasi juga mesti terus  ditingkatkan.

Pasalnya, kedua indikator ini mempunyai kontribusi penting untuk  pertumbuhan ekonomi nasional, khususnya ketika konsumsi rumah tangga, penyumbang ekonomi terbesar tengah tertekan, papar Anggota Komisi II DPR RI itu. 

Politisi PAN ini menegaskan, selain stimulus fiskal, yang lebih penting adalah penanganan dan kebijakan yang tepat untuk pengendalian pandemi covid-19. Pelaksanaan vaksinasi sampai 27 April 2021 baru terealisasi 27,14 persen dari target 70 juta orang pada Juli 2021. 

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Rizal Siregar
Editor: Winoto
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT