MENASIHATI orang belum tentu diterima, dan inilah nasib Mbah Anwar Asbes, 61, dari Bojonegoro. Dia tewas disabet arit oleh Mujani, 53, tetangga sendiri.
Si kakek itu nasihati sambil cerita ke mana-mana bahwa Anwar Asbes jadi pebinor. Malulah si Mujani, sehingga si kakek langsung disabet arit saat merumput.
Sesuai ayat Qur’an untuk saling menasihati, seorang kakek cenderung suka menasihati pada generasi yang lebih muda, meski itu bukan anak atau cucu sendiri.
Tapi menasihati orang itu ada caranya! Dia harus ahli komunikasi macam Effendi Gazali, sehingga yang dinasihati bisa menerima, bukannnya malah tersinggung. Jika yang dinasihati tak berkenan, nasihat malah jadi mudlarat.
Mbah Anwar Asbes warga Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro ini di desanya sudah dikenal jadi kakek yang suka beri nasihat. Tapi karena terlalu sering memberi nasihat, padahal dia bukanlah seorang ustadz, kesannya jadi nyinyir.
Mirip dengan Amien Rais lah. Bedanya adalah, bila mantan politisi PAN itu yang dinasihati pemerintah, Mbah Anwar Asbes hanya tetangga sendiri dan siapa saja yang mau dinasihati.
Nah, di desa tempat tinggalnya dia punya tetangga bernama Mujani. Mbah Anwar Asbes menerima kabar bahwa Mujani sedang sibuk nyatroni bini orang, alias pebinor (pengganggu bini orang).
Mbah Anwar Asbes pun merasa terpanggil untuk memberi nasihat, bukankah surat Al Ashr memerintahkan agar umat manusia saling menasihati dalam kebenaran?
Maka ketika melihat Mujani hendak merumput lalu dipanggil, diajak duduk bersama di bawah pohon rindang. “Saya dengar kamu sedang ngerek-ereki (melobi) Atun bini Samsuri, ya?” tembak Mbah Anwar Asbes tiba-tiba. Tentu saja Mujani kaget, sehingga langsung membantahnya.
Tapi Mbah Anwar Asbes tak peduli. Mulailah dia dengan nyinyirannya, “Nggak boleh begitu, binimu kalau diganggu orang, kamu kan nggak boleh kan?”
Agar tidak meruncing, Mujani langsung meninggalkan si kakek, untuk terus merumput demi sapi-sapinya di rumah.
Sedangkan Mbah Anwar Asbes, asal ketemu orang malah cerita soal perselingkuhan Mujani – Atun, padahal belum tentu benar. Walhasil isyu perselingkuhan itu menjadi viral, bahkan istri Mujani pun terpancing untuk melabrak suami sendiri.
Mujani sebetulnya berpendidikan kurang, sedangkan Mbah Anwar Asbes tak pernah belajar komunikasi massa pada Effendi Gazali. Karenanya nasihat itu justru menjadikan yang dinasihati tersinggung berat.
Kalaupun tuduhan itu benar, apa pedulinya Mbah Anwar Asbes menasihati saya? “Ustadz bukan, orangtua saya juga bukan, kakak saya juga bukan.” Omel Mujani.
Dan saat Mujani mau cari rumput, eh.....ketemu lahi sama Mbah Anwar Asbes. Ini dia, istri sampai marah juga orang ini. Maka sambil pegang arit dia mendekati si kakek.
“Coba mbah sekali lagi nuduh saya selingkuh......”, ancam Mujani. Rupanya Mbah Anwar Asbes yang mukanya memang kayak asbes plafon, tak sadar dalam bahaya. Dia kembali berwacana bahwa mengganggu bini orang itu dosa berat.
Belum selesai ngomong, tahu-tahu tangan dan dadanya disabet arit dan langsung kabur.
Ternyata Mbah Anwar Asbes wasalam, sementara ketika rumahnya didatangi polisi Mujani mencoba bertahan dengan menakut-nakuti pakai arit yang sama. Tapi ketika tahu polisi itu bawa “benda dingin” lengkap dengam “mlinjo”-nya, langsung mengkeret dan menyerah.
Tapi ironisnya, ketika dikasih tahu bahwa Mbah Anwar Asbes meninggal, dia malah tersenyum kayak pepsodent. Memangnya gigi Mujani masih lengkap? (GTS)