Ilustrasi Nah Ini Dia Setelah Jadi Kades Punya PIL Suami 'Timses' Malah Ngeces. (ucha)

Nah Ini Dia

Setelah Jadi Kades Punya PIL Suami 'Timses' Malah Ngeces

Rabu 28 Apr 2021, 07:30 WIB

SIAL banget nasib Jamhuri, 40, sebagai timses malah ngeces! Saat istri ikut Pilkades, dia modali sampai pinjam bank Rp 150 juta. Setelah terpilih, eh....Ny. Kustati, 35, malah berulang kali punya PIL.

Suami pun geregetan dan dilaporkan ke polisi. Maka jabatan Kadesnya terancam padahal harus nyicil bank terus.

Meski Kades sekarang maksimal menjabat 3 periode bukan seumur hidup, masih banyak yang bermimpi jadi orang nomer satu di desa. Karenanya, meski harus pakai politik uang pun masih juga ditempuh.

Pola pikirnya sama dengan mereka yang di Senayan (DPR), sekian tahun menjabat bisa BEP (pulang modal). Itu jika lancar tanpa masalah. Tapi jika kena OTT misalnya, ya berantakan semuaya.

Jamhuri warga Nguling Kabupaten Pasuruan (Jatim), adalah “timses” yang bernasib malang. Dia bela-belain istri ikut Pilkades, agar derajat kehormatan keluarga naik barang sedikit, tapi balasannya malah pengkhianatan.

Padahal lazimnya Timses, bisa jadi menteri, komisaris BUMN atau Dirjen. Timses harusnya ikut sukses, dia mah malah ngeces saking apesnya.

Pekerjaan sehari-Jamhuri memang jadi PNS yang dipekerjakan di bagian TU SMP Negeri di Nguling. Ketika masa jabatan Kades di desanya selesai, sang istri Ny. Kustati dikompori orang-orang untuk ikut pemilihan.

Kata si tukang kompor, elektabilitasnya berdasarkan survei Indo Barometer dan Charta Politica paling tinggi. “Jika Pilkades digelar hari ini, pasti Mbak Kustati akan menang telak,” kata si tukang kompor.

Nggak tahulah, ini Indo Barometer – Charta Politika cabang mana, kok receh banget sampai ngurusi Pilkades segala. Tapi namanya orang kampung, dan kebetulan Kustati punya jaringan famili cukup banyak di desanya, dia jadi tertarik untuk ikut.

Lalu biayanya dari mana? Sebab meski banyak famili, jaman sekarang “money politic” kan sudah jadi rahasia umum. Masih banyak orang mau nyoblos asal dibayar.

Untungnya syahwat politik Kustati dapat dukungan suami. Sebagai PNS dia merasa mampu cari dana kampanye lewat pinjaman bank. Entah bank apa, sehingga mau beri pinjaman bukan untuk usaha, tapi untuk ikut Pilkades.

Dengan menjaminkan SK PNS-nya dapatlah pinjaman sebanyak Rp 150 juta dengan masa cicilan selama 15 tahun. Ini lumayan irit, sebab di berbagai tempat untuk ikut Pilkades bisa habis Rp 500 juta bahkan lebih.

Dewi Fortuna ternyata berpihak pada Kustati. Istri Jamhuri ini menang telak, dan sejak beberapa tahun lalu dia telah menjabat sebagai Kades.

Tiap hari dia sibuk dengan pekerjaan Kades, sementara suami di sela pekerjaan kantor terus mikir, kapan nih lunas cicilan gua?” Soalnya sejak dia punya utang di bank, gaji yang dibawa pulang tinggal Rp 400.000,- Suami istri ini kemudian hidup dari sawah bengkok.

Rupanya Bu Kades termasuk wanita yang tidak kuat drajat. Karena kecantikannya, banyak orang yang tertarik padanya. Dan celakanya, semuanya ditanggapi alias diberi angin. Karenanya Bu Kades ini banyak “chanel”-nya.

Kalau chanel Youtube bisa mendatangkan banyak uang, lha kalau chanel lelaki alias PIL, yang mengkap-mengkap justru dada suami. Soalnya dia sering terima laporan bahwa Bu Kades jalan dengan lelaki lain.

Berulang kali gegeran dengan istri di rumah, tapi Bu Kades tak juga menghentikan debut mesumnya. Di sela-sela jam kerja sebagai Kades, dia masih ada waktu untuk janjian dengan sang PIL.

Benar-benar dia merasa malang sebagai Timses sekaligus penyandang dana. Yang lain jadi Timses bisa jadi komisaris, dia malah “ngeces” (baca: menderita) karena istri dibawa-bawa orang.

Lama-lama habis kesabaran orang. Ketika berhasil menangkap basah istrinya ngamar di hotel bersama lelaki lain, langsung saja si lelaki itu dihajar. Urusan pun sampai polisi.

Dengan bukti-bukti OTT urusan syahwat tersebut, Jamhuri minta sang istri segera ditangkap dan dipenjarakan, biar nyaho. Kasihan, jabatan istri lepas tapi Jamhuri nyicil terus utangan di bank. (GTS)

Tags:
Nah Ini DiaKadesPIL SuamiTim Sukses

Administrator

Reporter

Guruh Nara Persada

Editor