ADVERTISEMENT

Nasihati Jangan Jadi Pebinor Kakek Wasalam Dibacok Arit 

Kamis, 29 April 2021 07:30 WIB

Share
Ilustrasi Nah Ini Dia Nasihati Jangan Jadi Pebinor Kakek Wasalam Dibacok Arit. (ucha)
Ilustrasi Nah Ini Dia Nasihati Jangan Jadi Pebinor Kakek Wasalam Dibacok Arit. (ucha)

MENASIHATI orang belum tentu diterima, dan inilah nasib Mbah Anwar Asbes, 61, dari Bojonegoro. Dia tewas disabet arit oleh Mujani, 53, tetangga sendiri.

Si kakek itu nasihati sambil cerita ke mana-mana bahwa Anwar Asbes jadi pebinor. Malulah si Mujani, sehingga si kakek langsung disabet arit saat merumput.

Sesuai ayat Qur’an untuk saling menasihati, seorang kakek cenderung suka menasihati pada generasi yang lebih muda, meski itu bukan anak atau cucu sendiri.

Tapi menasihati orang itu ada caranya! Dia harus ahli komunikasi macam Effendi Gazali, sehingga yang dinasihati bisa menerima, bukannnya malah tersinggung. Jika yang dinasihati tak berkenan, nasihat malah jadi mudlarat.

Mbah Anwar Asbes warga Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro ini di desanya sudah dikenal jadi kakek yang suka beri nasihat. Tapi karena terlalu sering memberi nasihat, padahal dia bukanlah seorang ustadz, kesannya jadi nyinyir.  

Mirip dengan Amien Rais lah. Bedanya adalah, bila mantan politisi PAN itu yang dinasihati pemerintah, Mbah Anwar Asbes hanya tetangga sendiri dan siapa saja yang mau dinasihati.

Nah, di desa tempat tinggalnya dia punya tetangga bernama Mujani. Mbah Anwar Asbes menerima kabar bahwa Mujani sedang sibuk nyatroni bini orang, alias pebinor (pengganggu bini orang).

Mbah Anwar Asbes pun merasa terpanggil untuk memberi nasihat, bukankah surat Al Ashr memerintahkan agar umat manusia saling menasihati dalam kebenaran?

Maka ketika melihat Mujani hendak merumput lalu dipanggil, diajak duduk bersama di bawah pohon rindang. “Saya dengar kamu sedang ngerek-ereki (melobi) Atun bini Samsuri, ya?” tembak Mbah Anwar Asbes tiba-tiba. Tentu saja Mujani kaget, sehingga langsung membantahnya.

Tapi Mbah Anwar Asbes tak peduli. Mulailah dia dengan nyinyirannya, “Nggak boleh begitu, binimu kalau diganggu orang, kamu kan nggak boleh kan?”

Halaman

ADVERTISEMENT

Editor: Guruh Nara Persada
Contributor: -
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT