ADVERTISEMENT

5 Sosok Ini Dinobatkan sebagai Tokoh Perubahan 2020, Ada Dokter, Dosen hingga Penggali Kubur

Minggu, 4 April 2021 14:12 WIB

Share
Jubir PDPI, Dr Erlina Burhan. (foto: ist)
Jubir PDPI, Dr Erlina Burhan. (foto: ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Seorang dokter, dosen hingga penggali kubur masuk dalam daftar lima tokoh yang dinobatkan sebagai Tokoh Perubahan Republika 2020.

Penobatan tersebut didasarkan pada peran dan aktivitas para tokoh ketika bangsa Indonesia menghadapi tantangan berat pandemi virus corona. Selain banyak memberikan perubahan dan inspirasi, mereka juga dinilai menebarkan nilai-nilai kebaikan, positif, dan ikut mengubah masyarakat untuk selalu optmistis menghadapi pandemi corona.

"Pandemi corona telah memukul sektor kesehatan dan ekonomi kita cukup dalam selama setahun ini. Hubungan sosial juga kena dampak, namun ada individu-individu yang terus berjuang mempertaruhkan harta, nyawa, dan kehidupan pribadinya untuk membantu sesama, membuat inovasi, yang bermanfaat buat kita semua," kata Pemimpin Redaksi Republika, Irfan Junaedi, dalam rilisnya yang diterima Poskota.co.id, Minggu (4/4/2021).

Kelima orang yang dinobatkan sebagai Tokoh Perubahan Republika 2020 itu adalah Juru Bicara Pehimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Dr Erlina Burhan; Dosen Universitas Gajah Mada (UGM), Prof Kuwat Triyana; Ketua Mualaf Center Indonesia, Steven Indra Wibowo; penggali kuburan di TPU Pondok Ranggon, Junaidi bin Akim; dan seorang dermawan, Nurmaya.

Berikut peran penting dan aktivitas mereka selama menghadapi pandemi virus corona:

1. Steven Indra Wibowo, Salatiga, Jawa Tengah.
Melakukan gerakan membantu masyarakat yang terdampak Covid-19 dengan pembagian sembako, menyediakan makanan siap saji, memberikan perlengkapan APD kepada tenaga kesehatan. Koh Steven mengeluarkan dana pribadinya dengan menjual harta hingga Rp14 miliar. Ketua Mualaf Center Indonesia ini juga menyiapkan lahan seluas 12 hektare dalam program Tancap Indonesia untuk memperkuat ketahanan pangan petani pasca Covid-19.

2. Junaidi bin Akim, Jakarta.
Pria kelahiran Karawang 43 tahun lalu sudah 23 tahun menggeluti profesi sebagai penggali kuburan di TPU Pondok Rangon. Ia bersama rekan-rekannya di Grup D petugas pemakaman adalah yang pertama kalinya ditugasi memakamkan jenazah korban meninggal akibat Covid-19 di Indonesia. Pada puncak-puncak pandemi, ia bersama rekan-rekan bekerja 15 jam sehari menguburkan jenazah yang tak henti datangnya. Sadar ada risiko tertular, mereka tetap menjalankan pekerjaan mereka. 

3. Prof Kuwat Triyana, Yogyakarta.
Prof kuwat adalah dosen UGM yang merupakan penemu alat deteksi cepat Covid-19 bernama GeNose. GeNose adalah alat deteksi cepat buatan dalam negeri. Alat ini dapat mendeteksi pengidap Covid-19 dengan lebih cepat, tepat dan efisien. GeNose saat ini dipakai di terminal dan stasiun sebagai pendeteksi Covid-19.

4. Dr Erlina Burhan, Jakarta.
Dikenal sebagai Kartini di tengah pandemi. Adalah dokter yang pertama kali membahas soal pneumonia Wuhan. Dia juga salah satu narsum yang paling dicari pada saat Covid mulai ramai di Indonesia. Erlina adalah jubir Rumah Sakit Perhabatan juga jubir PDPI. Orang terdepan jika membahas Covid-19 sehingga dijuluki sebagai Maskot Covid.

5. Nurmaya, Jakarta.
Nurmaya adalah masyarakat biasa. Sudah lebih dari sembilan bulan Nurmaya membagi-bagikan makanan gratis kepada warga meski dia sendiri mengalami kesulitan di tengah pandemi Covid-19.
Dibantu dengan suami dan sepupunya, Nurmaya membagikan nasi bungkus kepada fakir miskin, tukang ojek dan pengguna jalan lainnya. Nasi bungkus ini terdiri dari nasi putih, ikan, telur, mie goreng dan tempe orek.
Setiap minggu, Nurmaya harus merogoh kocek hampir Rp1 juta untuk membeli berbagai bahan makanan. Terkadang, ada donatur yang turut menyumbang dalam bentuk uang maupun nasi bungkus.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT