"Penyakit pemulung itu pilek dan pusing. Minum obat warung juga sembuh sendiri. Yang penting kalau lagi musim hujan istirahat jangan mulung," tuturnya.
Yanto juga menuturkan, buah hatinya sudah masuk menginjak kelas 1 Sekolah Dasar. Dia mengaku bersyukur tetap diberikan kesehatan untuk mencari rezeki.
"Sekarang anak-anak sekolah masih pada libur masih pandemi Covid-19. Alhamdulilah masih kecukupan kalau belajar online beli paket internet dan lainnya," paparnya.
Jarang Dapat Bantuan Pemerintah
Yanto menuturkan, selama pandemi Covid-19 jarang mendapatkan bantuan berupa sembako maupun uang tunai.
"Tahun ini saja baru dua kali dapat sembako beras dan minyak. Sedangkan tahun lalu bisa kehitung mungkin sekali dapat bantuan," tandasnya.
Dia berharap, pemerintah juga bisa memikirkan kondisi nasib para pemulung yang berada di TPA Cipeucang Tangerang Selatan.
Pantauan Poskota, rumah Yanto hanya terbuat dari bambu dan triplek. Ukurannya hanya sepetak yakni seluas 2X3 meter.
Di dalam rumah Yanto juga tidak memiliki banyak perabotan. Hanya lemari pakaian, radio, dan televisi (TV) model tabung.
"Kalau banyak-banyak perabotan enggak muat sama rumahnya. Ini saja sudah sempit karena lemari pakaian dua buah," paparnya. (kontributor tangerang/ridsha vimanda nasution)