Proses penghalusan sampah organik di TPA3R Sepang. (luthfillah)

Nusantara

TPS 3R di Sepang Serang Masih Kekurangan Pasokan Sampah Organik

Minggu 14 Mar 2021, 21:15 WIB

SERANG, POSKOTA.CO.ID - Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R) di Kelurahan Sepang, Kota Serang masih kekurangan pasokan sampah organik untuk dijadikan sebagai bahan pokok makanan Maggot.

Sampah yang mampu dikumpulkan dalam sehari sampai saat ini hanya mampu mencapai 9,4 ton. Padahal kebutuhan sampah dalam sehari idealnya 10,4 ton.

Salah satu pengelola TPA3R Sepang, Dudi Afrilliadi mengatakan untuk memenuhi kebutuhan sampah sebanyak itu dirinya bersama delapan relawan yang lainnya mencari ke pusat-pusat pasar tradisional yang ada di Kota Serang, pusat perbelanjaan (mal) sampai pada sampah-sampah dari orang hajatan.

"Sampah organik dari mereka saya minta untuk dijadikan makanan Maggot," katanya, akhir pekan lalu.

Baca juga: Perjanjian Kerja Sama Pengiriman Sampah dari Tangsel akan Dibahas di Dewan Kota

Dudi menjelaskan, satu kilo Maggot membutuhkan sampah sekitar 10 kg. Di sini tersedia 28 bak biofon yang diisi oleh 350 kg maggot per bak. 

"Kalau 350 kg sampah, berarti untuk 35 kg maggot. Tinggal dikalikan dengan jumlah bak di sini sebanyak 28 bak biofon. Itu angka minimal, maksimalnya bisa mencapai 10,4 ton," jelas Dudi.

Dudi mengaku pihaknya belum mempunyai kendaraan angkut sampah. SDM juga belum banyak, di sini hanya dihuni oleh delapan relawan yang tidak digaji. 

Baca juga: Pemkot Serang Akan Maksimalkan TPS 3R Sebagai Strategi Penanganan Sampah

Artinya, mengelola TPS 3R itu sebenarnya bisa kalaupun tidak ada gaji tapi pengelolaan ini tetap berjalan. Karena orientasi kami bagian proses pembelajaran itu bisa didapatkan, masalah hasil pasti nanti akan mengikuti.

"Kita semua sebenarnya bisa berturut serta membantu. Peran siapapun. Kami siap bersinergi dengan siapapun di sini," tegas Dudi.

Menurut Dudi, pengelolaan sampah dengan menggunakan medium lalat Black Soldier Fly (BSF) memang sangat efektif. Bagaimana lalat itu mampu menghasilkan telor dari setiap betinanya sebanyak 500 telur calon bibit Maggot.

"Usia Maggot ini paling lama 21 hari, dan selama itu kerja dia hanya makan dan makan sehari tiga kali dengan takaran setiap 1 kg Maggot menghabiskan 10 kg sampah," ujarnya.

Baca juga: Sayembara Foto Pembuang Sampah Sembarangan, Janjikan Hadiah Tunai Rp1 Juta di Kota Bekasi

Manfaat Maggot ini sangat bagus untuk pakan ternak baik ayam maupun lele. Selain itu bisa juga dijadikan sebagai umpan bagi yang suka mancing.

"Di sini kami juga memelihara ayam, bebek lele dan ikan mas. Semua pakannya dari Maggot. Makanya kami sebut ayam di sini adalah bayam organik, karena dari kecil sampai besar makannya hanya Maggot," ucapnya.

Selain itu, kotoran dari ayam dan bebek itu juga akan kembali dimakan oleh Maggot. "Jadi siklusnya Memeng terus berputar," tuturnya.

Baca juga: Pemprov DKI Jakarta Bakal Bangun 4 Fasilitas Pengelolaan Sampah Berbasis Teknologi

Untuk Maggot yang usianya melebihi 21 hari, lanjut Dudi, fase ini mereka sudah tidak lagi produktif makan. Biasanya mereka warnanya hitam dan memisahkan diri dari kelompok lainnya.

"Nah, Maggot yang ini kemudian akan menjadi calon lalat BSF nantinya," tutupnya. (kontributor banten/luthfillah/ys)

Tags:
tps-3rserangbantensampah

Reporter

Administrator

Editor