TANGSEL, POSKOTA.CO.ID - Guru besar kriminologi Universitas Indonesia (UI), Adrianus Meliala berpendapat bahwa perasaan dendam kerap memicu terjadinya kasus pembunuhan.
Seperti yang terjadi pada kasus pembunuhan pasangan suami istri (pasutri) Kurt Nonnemacher dan Naomi Simanungkalit (33).
Pasutri itu dibunuh oleh Wahyu Apriansyah (22), seorang yang pernah bekerja sebagai kuli bangunan di rumah korban.
Wahyu nekat membunuh Warga Negara Jerman (WNA) Kurt beserta istrinya dipicu sakit hati sering dihina dengan kata-kata kasar.
"Memang motif dendam seringkali menghasilkan situasi eksesif pada korban. Karena emosi, membuat korban yang tadinya hanya ingin dilukai menjadi terbunuh," ujarnya dihubungi Poskota, Minggu (14/3/2021) malam.
Bahkan, Adrianus menilai, motif dendam tersebut bisa berbuat yang lebih keji. Contohnya, semula hanya tembak mati, kenyataannya korban bisa dimutilasi.
"Terlebih usia muda cenderung merupakan predisposisi emosi yang luar biasa dan tidak mampu dikendalikan," ungkapnya.
Adrianus juga menyoroti hidup yang serba pas-pasan bisa menjadikan orang berbuat tidak takut kehilangan apapun.
"Karena memang bukan orang berpunya. Untuk berbuat nekad ya mudah saja. Evaluasi justru untuk semua orang agar berperilaku baik, tidak mudah menyakiti hati orang lain agar orang tidak dendam kepada kita," tandasnya.
Baca juga: Setelah Membunuh Pasutri di BSD, Tersangka Gasak Uang 220 Ribu dan Hp Milik Korban
Sebelumnya pernah diberitakan, Polres Tangerang Selatan meringkus tersangka Wahyu di Tambun Utara, Bekasi, sekira pukul 15.30 WIB, Sabtu (13/3/2021).
Wahyu membunuh WN Jerman Kurt dan Naomi dengan cara membacok menggunakan kapak, di Jalan Merbabu Blok A Nomor 3 Perumahan Giriloka 2, Serpong, Tangerang Selatan.
Perisitiwa pembacokan terjadi sekira pukul 22.30 WIB.
Usai membunuh, Wahyu juga menggasak uang senilai Rp 220 ribu dan dua unit handphone milik korban. (ridsha vimanda nasution/kontributor tangerang/mia)