APAKAH anda termasuk orang yang suka ngopi, ngeteh atau makan di Kaki Lima? Kalau iya, baguslah. Pertama paling tidak, nggak terlalu boros untuk pengeluaran, karena makanan di wilayah ini murah meriah, dan enak tentu. Jadi, terutama buat yang kantongnya pas-pasan, pilihan tersebut tentu saja pas adanya.
Belakangan, ternyata pelanggan pedagang di kaki lima bertambah dan bervariasi. Bukan sekadar mau mengisi perut lapar, tapi juga mencuci mata menjadi segar. Ya, ini lantaran penjajanya atau pelayannya bukan cewek biasa yang tampil sederhana. Mereka itu cewek-cewek cantik, yang nggak kalah dengan bintang sinetron.
Nggak percaya? Coba saja iseng-iseng keliling ke daerah sampai ke timur di Pulau Jawa. Dalam perjalanan, mampirlah di warung kopi, anda pasti akan terkejut karena yang meladeni bikin kopi atau makanan itu cewek cantik kemlitik.
Baca juga: Bela Membela Anak Sampai Tua
Terlepaslah, mereka para cewek cantik itu siapa, apa anak si tukang warung atau sengaja bekerja, sengaja membantu saudaranya. Atau setingan, nggak masalah, tapi yang jelas mereka itu cuantik!
Nah, yang jadi pertanyaan adalah mengapa si cantik terus muncul dan mereka kok suka banget di wilayah usaha kelas bawah, ya? Coba lihat saja, mereka itu jualan cendol, ketoprak, kopi, sayuran, ikan dan lain-lain. Bisa jadi ini adalah salah satu ide promosi lewat hal-hal sederhana, karena kalau si cantik mejeng di hotel, di restoran besar, pada pameran otomotif, ah itu mah biasa. Maka carilah yang nggak biasa. Buktinya apa yang mereka lakukan kemudian jadi viral.
Ya, macam-macamlah tujuan yang diinginkan mereka. Ada yang sengaja, siapa tahu dengan usaha itu ada yang mau mempekerjakan di kantornya. Atau sekadar mengisi kekosongan di masa pandemi? Atau, syukur kalau ada yang mau ambil jadi istri? Siapa tahu ada anak pejabat yang kesasar baru putus cinta? Lalu tergerak sama cewek cantik dari kampung, yang dijamin masih ting ting?
Baca juga: Hidup Itu Hitam Putih, Gelap Terang
Nggak tahulah. Ayo, cewek-cewek cantik, masih punya ide yang bisa mengangkat derajat, atau paling tidak sekadar viral di medsos. Misalnya jadi pemulung, siapa tahu ketemu Mensos, kan dapat bansos? (massoes)