ADVERTISEMENT

Penjahat, Jangan Pernah Dikasih Hati

Selasa, 16 Maret 2021 09:45 WIB

Share
Penjahat, Jangan Pernah Dikasih Hati

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

APA hobi kamu? Piara burung, ikan cupang, kucing, berburu binatang di hutan, naik moge? Itu jawaban wajarlah. Tapi, ada nggak ya, orang yang punya hobi nyeleneh, membunuh? Kalau ada, wajar yang begini harus diperiksa kejiwaannya.

Tapi apakah benar ada yang begitu? Ada lah. Itu pekerjaan para pembunuh bayaran. Kan kerjanya membunuh. Mereka itu adalah manusia yang super nekat dan tega alias sadis.

Bayangkan saja orang menghabisi nyawa manusia, sementara dia si pelaku itu nggak punya masalah apa-apa. Tapi mampu melakukan pekerjaannya itu dengan sadis. Lihat, sebagai ilustrasi pernah kan melihat adegan dalam cerita film misalnya, seorang pembunuh bayaran dengan senapan panjang atau pistol mampu menghabisi korban dengan tenang. Ya, tenang ketika menarik pelatuk senapan, dan tenang meninggalkan lokasi, tenang lihat korban tergelepar tewas.

Baca juga: Boleh Beda Tapi Jangan Ngawurlah

Begitulah, pembunuh bayaran, punya hati tak belas kasihan pada siapa saja, sasaran korban yang harus dibunuh. Malah ada yang bergumul, bekelahi, mencekik, menusuk dengan senjata tajam berkali-kali.

Coba saja, biasanya, orang yang punya nafsu membunuh kan karena merasa disakiti atau dendam pada korban. Nah, kalau nggak pernah ada ujung pangkalnya, kenal saja nggak, kok tega menyakiti dan membunuh sekalian? Ya, kalau itu bukan orang yang punya kelainan, mana mungkin tega?

Sebagai penjahat memang nggak peduli, karena yang ada di benaknya adalah uang bayaran, begitu. Namanya juga pembunuh bayaran.

Baca juga: Ketika Ilmu Hitam Ikut Bicara

Malah penjahat jalanan, jambret, begal mereka tidak peduli dengan nyawa korbannya. Pokoknya yang ada di benaknya bagaimana memperoleh harta benda korban. Sikat saja, lalu kabur atau bacok, sampai korban sekarat atau meninggal.

Kalau begitu, petugas juga harus tegas, tentu saja dengan terukur dan terarah melibas penjahat, pembunuh perampok yang sadis. Biar kapok! (massoes)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT