SERANG, POSKOTA.CO.ID - Fadli (18), mahasiswa Universitas Sultan agung Tirtayasa (Untirta) Serang meninggal dunia setelah mengikuti pendidikan Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala).
Kegiatan dilakukan selama delapan hari sejak Rabu (17/2/2021) itu dilaksanakan di Gunung Karang, Kabupaten Pandeglang.
Pembantu Rektor (Purek) III Untirta Serang, Suherna menceritakan bahwa sejak tahap awal pendidikan dilaksanakan, Fadli memang tidak diizinkan untuk meneruskan kegiatan lantaran ada persyaratan administratif yang tidak bisa dipenuhi oleh Fadli.
"Informasi dari ade-ade Mapala, Fadli ini memang sejak awal pendidikan sudah disuruh pulang, karena ada persyaratan administratif yang tidak dipenuhi," katanya, Selasa (2/3/2021).
Baca juga: Mahasiswa Tewas saat Ikut Pengkaderan, Mapala Unitirta Serang Dibekukan
Akan tetapi, lanjutnya, karena Fadli ini tetap maksa ingin ikut, akhirnya kejadian tak terduga seperti ini terjadi.
"Pada saat pelaksanaan pendidikan juga Fadli ini terus diawasi, karena kondisi fisiknya juga terlihat lemas," ujarnya.
Menurut Suherna, secara kesehatan, korban tidak mempunyai riwayat penyakit yang berbahaya, hanya saja memang korban pernah mengalami patah tulang kakinya.
Baca juga: Sebar Ulang Konten Video Peristiwa 2018, Mahasiswa Untirta Memohon Maaf
Setelah kegiatan selesai, panitia berencana mengantarkan langsung korban ke rumahnya, mengingat rumahnya tidak jauh dari tempat pendidikan.
"Namun korban menolak. Ia tetap kekeh ingin pulang ke kosannya di Serang. Panitia pun mengantarkannya ke kosan sambil ditandu karena korban sudah tidak kuat berjalan," ucapnya.
Setelah sampai di kosan, Fadli tidak mau makan dan langsung istirahat. Setelah beberapa saat kemudian, ketika temannya membangunkan Fadli, ia tidak kunjung sadar.
"Akhirnya Fadli dibawa ke RSUD Serang, dan sampai di sana ternyata sudah dinyatakan meninggal," akunya.
Baca juga: Foto Selfie di Batu Karang, Mahasiswa Tewas Terhempas Ombak
Dari berbagai informasi yang didapatkan, Suherna menilai Fadli ini meninggal karena faktor kelelahan. Sebab, berbagai spekulasi yang ramai di media bahwasanya Fadli ini disiksa dan ada sayatan silet di tubuhnya itu ternyata tidak ada.
"Saya lihat sendiri, ketika dimandikan badannya bersih tidak ada sayatan silet. Cuma kaki yang luka karena korban tidak pernah melepaskan sepatunya selama kegiatan, termasuk ketika tidur. Padahal kondisi sepatunya basah," tuturnya.
Suherna mengakui, atas kejadian ini pihaknya sudah memberikan bantuan kepada keluarga korban, serta peringatan keras kepada UKM Mapala Untirta.
"Semua UMK saya evaluasi, termasuk UKM Mapala yang kami bekukan sampai waktu yang tidak ditentukan. Pada masa pandemi ini semua UKM dilarang mengadakan kegiatan secara offline," tegasnya. (luthfi/kontributor/ys)