Oleh Harmoko
Terdapat dialog seorang kekek dengan cucunya.
Cucu : Kek , saya ingin sukses seperti kakek?
Mendengar perkataan cucunya sang kakek hanya tersenyum
Cucu : Saya juga ingin berhasil seperti kakek?
Bagaimana kek, apakah kakek senang?
Sang kakek yang ditanya meneteskan air mata.
Sang cucu pun kembali bertanya " Kenapa kakek menangis, apa gak senang?"
Kakek menjawab : Bukan kakek tidak senang kamu ingin hidup sukses, ingin hidup berhasil.
Kakek senang kamu punya kenginan berarti kamu akan berusaha maksimal untuk mencapai keinginan tersebut.
Tetapi kakek lebih senang jika kamu ingin menjadi "orang yang berguna".
Cucu bertanya : Mengapa kek?
Sang kakek pun menjelaskan. Hidup sukses itu baik, hidup berhasil juga baik. Tetapi hidup yang berguna akan lebih baik.
Sebab, hidup sukses dan berhasil belum tentu berguna bagi orang lain, bahkan untuk dirinya dan keluarganya sekalipun.
Kita sering menyaksikan banyak orang sukses, orang yang berhasil tetapi hidupnya terasa hampa.
Kesuksesan dan keberhasilan yang diraihnya dengan susah payah pada akhirnya tidak dapat dinikmati sepenuh hati. Hanya bagaikan hiasan hidup belaka.
Jika diibaratkan bunga, adalah bunga yang tidak mampu menebarkan keharumannya.
Mestinya bunga akan menebarkan keharuman kepada alam sekitarnya, termasuk kepada tangan yang menghancurkannya.
Begitu pun dengan diri kita. Hidup yang berharga manakala dapat memberikan kehidupannya kepada orang lain.
Mampu memberi nilai tambah bagi kehidupan orang lain. Ikut serta peduli terhadap lingkungan sekitarnya.
Ikut berbagi dengan orang lain, sekecil apa pun yang dapat kita berikan akan lebih bermanfaat, apalagi bagi mereka yang sedang membutuhkan.
Itulah sebabnya kita senantiasa diajarkan untuk menjadi orang yang berguna. Bukan menjadi orang yang sukses dan berhasil, tetapi tidak berguna bagi khalayak.
Saling berbagi, ikut peduli terhadap lingkungan juga ajaran para leluhur kita yang sudah tercermin dalam nilai falsafah hidup kita.
Ikut berbagi merupakan kegiatan kemanusiaan sebagaimama tercermim dalam butir ke - 6, sila kedua Pancasila.
Begitu pun gemar memberi pertolongan kepada orang lain, lebih- lebih diarahkan agar mereka bisa mandiri, bagian dari upaya mewujudkan keadilan sosial.
Jika kita semua memiliki kesadaran yang sama untuk menjadi manusia berguna, sekecil apa pun kegunaan itu, upaya membangun lingkungan sejahtera secara bertahap dapat diwujudkan.
Di era sekarang, di tengah situasi pandemi, makin banyak dibutuhkan manusia yang berguna bagi lingkungannya. Manusia yang memiliki sifat kepedulian tinggi, gemar memberi pertolongan kepada sesama.
Karena itu " Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusahalah menjadi manusia yang berguna." (*)