MEMANGNYA enak jadi mantu orang kaya? Nggak tuh, begitu kata Yusro (40) warga Surabaya. Ekonomi memang terjamin, tapi harga diri tercabik-cabik. Sebab Titik (32), istrinya, tak mereken suami. Kerjanya kelayapan dengan lelaki lain, anak-anak tidak diurus. Coba, istri model begini apa harus dipertahankan?
Hanya lelaki berjiwa kerdil yang bercita-cita jadi mantu orang kaya. Lelaki model begini ingin hidup enak dengan memanfaatkan istri dan mertuanya. Pengalaman menunjukkan, jadi menantu orang kaya banyak yang kehilangan kedaulatannya sebagai kepala rumah tangga. Rumah tangganya akan diatur oleh istri dan mertua. Sebab suami datang hanya modal tit…..eh burung doang! Kalau perusahaan hanya modal saham kosong!
Yusro yang tinggal di Ketintang, Surabaya, awalnya diacungi jempol banyak temannya, karena berhasil menaklukkan gadis Titik, putri pengusaha sukses di Kota Pahlawan. Pastilah dia hidup enak. Dan secara kasat mata memang begitu. Begitu berumah tangga langsung meninggali rumah bagus di kompleks real estate, ada mobil bagus dan dikompliti pembantu.
Baca juga: Bini Mbah Kasan Masih Muda Dibuat “Bancakan” Tetangga
Suami Titik ini memang orang biasa, jika tak mau disebut lelaki kelas akar rumput. Tapi sebagai suami juga tak miskin-miskin amat, karena dia juga bekerja sebagai PNS. Namun karena istrinya kaya raya, boleh dikata uang gajinya masuk tabungan saja. Keluarga Yusro-Titik lebih banyak dapat uang DAU (Dana Alokasi Umum) dari mertua. Keduanya tinggal pakai, tanpa harus mempertanggungjawabkan tiap bulan lewat pembukuan dan diperiksa BPK.
Yusro merasa menyesal jadi suami anak orang kaya ketika anak pertama sudah lahir. Semua urusan diserahkan pembantu. Masak, mandikan anak, juga diserahkan TKW domestik. Titik ini praktis hanya melayani Yusro di ranjang. Bayangkan, bagaimana nggoreng telur saja tidak ngerti. Apa lagi disuruh bikin gudeg atau sayur lodeh, sama sekali awam. Prinsip Titik, mau makan enak tinggal pesen atau datang ke restoran.
Itu tak seberapa. Yang paling menyakitkan, pergi ke mana tak pernah pamit suami. Seringkali Yusro pulang kerja istri tak di rumah. Beli ini itu juga tak pernah konsultasi ke suami. Tahu-tahu ada kulkas baru, padahal di rumah sudah ada kulkas yang masih bagus. Apa diam-diam Titik mau jualan es mambo?
Baca juga: Bila Perjaka Tua Kasmaran Cairan Pel Jadi Tanda Cinta
Yusro pernah menegur, tapi Titik malah menjawab ketus, “Beli ini itu juga duit dari orang tuaku sendiri, kenapa situ jadi ribet?” Menerima jawaban seperti itu Yusro akhirnya terpaksa diem melulu seperti Menhan kita di saat negara memanas. Soalnya demi keutuhan rumah tangganya, Yusro harus mengadopsi pepatah asing: silent is gold (diam itu emas).
Tambah ke sini, dan tahu-tahu usia perkawinan sudah sewindu, Titik semakin kurang ajar sebagai istri. Hobi ngelayapnya makin tinggi frekwensinya. Anak-anak juga lebih dekat dengan pembantu ketimbang ibu sendiri. Segala ucapan suami sama sekali tak didengar. Persis pidato PSI di depan DPRD DKI, karena ditinggal pergi semua anggota dewan.
Dan pada suatu hari, ketika HP Titik ketinggalan, iseng-iseng Yusro membuka segala isi di dalamnya. Dia nyaris banting kupluk, karena menemukan chat mesum antara istrinya dengan seorang lelaki. Rupanya diagendakan Titik. Berarti bila belakangan semakin rajin pergi sampai malam, itu karena janjian dan kencanan dengan PIL-nya tersebut.
Baca juga: Berondong Tersia-siakan Karena Istri Cari PIL Lagi
Bukti itu ditunjukkan ke hidung Titik, tapi jawab sang istri santuy saja, “Kalau mau diceraikan saya juga nggak masalah.” Benar-benar Yusro merasa ditantang, sehingga esok paginya dia langsung mendaftarkan gugatan cerai ke Pengadilan Agama Surabaya. Dia berharap vonisnya nanti hak asuh anak jatuh padanya. “Kedua anakkku diurus dia, hancur masa depannya,” kata Yusro.
Titik memang seperti itik, bisanya nelur doang! (jpnn/gunarso ts)