JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Penyidik Reskrim Polsek Makasar memastikan kedua pelaku pembunuhan Hilda Hidayah (22), akan dijerat dengan pasal berlapis.
Pasalnya, keduanya dengan keji menghabisi dua nyawa sekaligus dan menguburnya di pinggir jalan tol Jagorawi pada 7 April 2019 lalu.
Ditahap pemeriksaan awal, pelaku Hendra Supriyatna (38), dan Qhairul Fauzi alias Unyil (20), akan dijerat dengan pasal 338 tentang pembunuhan dengan ancaman penjara selama 15 tahun.
Bahkan tidak tertutup kemungkinan pasal lain seperti pembunuhan berencana hingga perlindungan anak bisa akan dijerat dari hasil pemeriksaan lanjutan.
Baca juga: Begini Cara Sopir Bus Bunuh dan Kubur Istri Siri yang Hamil Sembilan Bulan di Pinggir Tol Jagorawi
Kanit Reskrim Polsek Makasar, Iptu Mochamad Zen mengatakan, pihaknya berencana menjerat pelaku dengan pasal berlapis untuk memperberat masa hukuman mereka.
"Karena korban saat kejadian sedang hamil jadi pelaku juga akan kami jerat dengan UU nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak," katanya, Rabu (17/12).
Menurut Zein, undang-undang khusus tersebut akan dipakai karena keduanya juga sudah mengetahui Hilda tengah berbadan dua.
Namun, karena Hendra juga telah memiliki anak dan istri, ia menolak permintaan Hilda yang minta pernikahannya disahkan.
"Saat ini baru kami jerat pasal 338 dan bukan tidak mungkin kita kenakan pasal 340 KUHP juga," ujarnya.
Zen menambahkan, saat ini pihaknya sudah mengamankan barang bukti yang digunakan dalam aksi pembunuhan itu.
Mulai dari bus Mayasari Kampung Rambutan-Cikarang B 7069 IV, kaos dan celana yang dikenakan korban, serta surat hasil Visum et Repertum jasad korban dari RS Polri Kramat Jati.
"Mudah-mudahan balok kayu yang digunakan untuk memukul korban dan besi yang digunakan untuk menggali kubur bisa ditemukan," ungkapnya.
Baca juga: Setelah Membunuh Hilda yang Hamil, Pelaku Terus Dibayangi Perasaan Bersalah
Terungkapnya kasus ini sendiri berkat kerja keras unit Reskrim Polsek Makasar yang terus berupaya memecahkan kasus tersebut.
Pasalnya kasus ini memakan waktu lama karena saat jasad Hilda ditemukan pada 7 April 2019 silam tak ada identitas yang melekat.
"Alhamdulillah kasus ini bisa diungkap dengan perjuangan dan dukungan dari semua pihak," tukasnya. (ifand/tri)