UDARA dingin sudah mulai menggigit kulit. Jabodetabek yang biasanya panas hari-hari sebelumnya, sekarang nggak lagi. Dingin, seperti udara di puncak. Kenapa, ya karena hujan turun setiap hari.
Masyarakat di Jabodetabek, khususnya kalau sudah begini mereka was-was kedatangan air ke dalam rumah. Apalagi kalau hujan terus seharian, wah warga yang tinggal di daerah langanan genangan. Belum lagi di pinggiran kali yang biasa bawa paket banjir. Ya, banjir kiriman, jadi harus siap.
Ya, intinya ingin kasih informasi, jangan pada lengah. Ingat pada peringatan dari BMKG, badan yang paling tahu soal banjir dan bencana lainnya yang bekaitan dengan cuaca. Masih ingat kan, beberapa waktu lalu, warga masyarakat diminta waspada, terutama yang tinggal di tepi pantai karena diduga akan adanya gempa bumi dan gelombang tinggi alias tsunami yang tinggi 5 sampai 20 meter?
Baca juga: Ingin Mati Kok Nggak Sabaran, Sih?
Ya, saling mengingatkan jangan lupa siaga. Siaga satu, dua tiga.Kenapa ya karena bencana sangatlah mengerikan, bisa mengancam harta benda dan nyawa. Sudah banyak kejadian di negeri ini, terakhir adalah bencana tsunami di Aceh yang meluluhlantakan serambi Mekah.
Sekali lagi kenapa harus diingatkan? Ya, dong. Kan sekarang ini orang lagi pada heboh soal peristiwa politik yang memanas. Negeri ini lagi gaduh. Masyarakat yang awam, nggak ngerti duduk persoalannya jadi pada ikut bingung doang. Apalagi ada korban?
Ih,ngeri…warga jadi was-was. Lupa deh pada ancaman alam yang juga terus mengintai.
Baca juga: Kalau Nggak Mau Celaka, Ya Jaga Jaraklah!
Pun pejabat dan calon pejabat, lagi pada sibuk cari kursi jabatan. Sampai yang masih jadi pejabat pun lupa kalau harus bertugas ngurus rakyat yang lagi kesusahan dan was-was gegara Covid-19. Eh, katanya, itu dana Bansos malah diembat. Ah, kebangetan deh!
Tinggal rakyat yang jadi susah, was-was, dan hanya bisa siaga satu dua tiga. Selebihnya kalau datang bencana, ya nunggu nasib. (massoes)