'HALO Bapak Ibu apa kabar? Baik ya, syukur. Tapi bolehlah kalau kita juga menyimak peristiwa yang terjadi belakangan ini. Kayaknya masih ramai, dan yang bikin ramai orangnya itu-itu juga. Omongannya juga sama, dibolak balik, itu-itu juga,” ujar sahabat Bang Jalil dari jarak jauh.
“Masih saling menghujat!” kata istri Bang Jalil.
Bang Jalil diam. Tapi hatinya berkata. Benar apa kata sahabat dan juga istrinya. Mengapa keadaan sekarang ini, dan dalam kondisi masih pandemik wabah corona,masih saja pada ribut? Gegara ribut sendiri-sendiri, tugas pokok untuk membasmi melawan penyakit yang menakutkan ini jadi tersendat.
Baca juga: Wanita Hebat, Menjadi Ibu Hebat
Bagi Bang Jalil dan warga lain, suasana aman damai adalah yang diharapkan. Jadi semua pihak, harus melakukan tugasnya masing-masing. Bagi pemerintah ya, jalankan tugasnya, mengurus rakyat. Yang dibutuhkan sekarang ini, corona selesai, kesehatan masyarakat kembali normal.
Sampaikan nasihat dengan kata-kata yang bisa bikin hati adem dan tenteram.
“Nggak baik kan ngomong kasar, ya?” kata sang istri.“ Bagi emak-emak sih yang penting sembako diperhatikan. Kasihan ibu-ibu, yang suaminya di PHK, penghasilan nggak ada, jadi harga kebutuhan pokok jangan mahal!”
Baca juga: Kalau Tajam Tak Melukai, Runcing Tak Menyakiti
“Betul, kata ibu. Rakyat sih nggak peduli dan nggak butuh hujat menghujat,” ujar sahabat.
“Jangan bikin gaduh terus ya, kasihan rakyat. Kepingin hidup adem, tenteram!” kata sang istri, sambil ngeloyor ke luar rumah.
“Jangan kabur, diskusi belum selesai,” ujar sang sahabat dari jauh.