JAKARTA - Proses vaksinasi hanya berlangsung 10 menit untuk setiap orang, dari mulai penerima vaksin itu datang, mendaftarkan diri, pelayanan hingga saat meninggalkan tempat imunisasi.
Demikian disampaikan Pakar Imunisasi dr Elizabeth Jane Soepardi MPH saat berdialog dengan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 dr Reisa Brotoasmoro sebagaimana ditayangkan Kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin sore. (30/11/2020).
"Sehingga nanti, pada saat pelaksanaannya, berlangsung cepat mulai dari pelayanan hingga saat petugas memberikan layanan," terang Jane.
Jane juga menambahkan, ketika vaksin sudah siap untuk diberikan ke masyarakat, pemberian layanan sebaiknya sudah dijadwalkan. Jadwal tersebut baiknya sudah mengatur tanggal, waktu, dan tempat pelaksanaan imunisasi.
Baca juga: Presiden Minta MUI Kawal Pelaksanaan Program Vaksinasi Covid-19
"Sehingga pada waktunya nanti, pemberi layanan dan yang dilayani itu ketemu. Teratur, tempatnya dimana, waktunya kapan dan siapa yang bekerja disitu, dan siapa yang datang. Itu yang ideal," lanjut Jane.
Dalam kesempatan itu, Jane dan dr Reisa juga mengedukasi masyarakat tentang proses pendistribusian, pemberian, hingga penyuntikan vaksin.
Menurut Jane, PT Bio Farma selaku badan usaha milik negara (BUMN) yang bertugas untuk memproduksi vaksin Covid-19 sudah berpengalaman dalam mendistribusikan vaksin hingga ke pelosok Indonesia.
Melalui pabrik vaksin Bio Farma yang di Bandung itu, sudah mempunyai armadanya berikut jejaring yang akan mendistribusikan vaksin untuk penerimanya.
Baca juga: Satgas Sebut Masyarakat Indonesia Sudah Siap Divaksinasi
"Nah, jadi kita sudah punya depo-depo vaksin. Provinsi sudah punya cold room , itu lemari es yang besar sekali yang bisa menyimpan vaksinnya untuk 3 bulan sampai 6 bulan," jelasnya.
Ia menyampaikan cold room tersebut menyimpan vaksin pada suhu terjaga, berkisar 2 derajat sampai dengan 8 derajat celsius untuk vaksin sensitif beku (tidak boleh beku).
Lalu, untuk penyimpanan vaksin yang sensitif panas, dijaga pada suhu minus, yaitu berkisar antara -15 derajat hingga -25 derajat.
Selanjutnya secara bertahap akan dikirim ke tingkat kabupaten, dan terus didistribusikan ke hingga ke rumah sakit hingga puskesmas.
Baca juga: Vaksinasi Covid-19, Bupati Bekasi Pastikan Seluruh Tenaga Medis Siap
Untuk menjamin kualitas vaksin saat pendistribusian, Jane menambahkan bahwa vaksin yang dikeluarkan dari lemari es vaksin, akan dibawa menggunakan tempat sementara yang disebut vaccine cariin.
"Yaitu alat untuk mengirim atau membawa vaksin dari puskesmas ke posyandu atau tempat pelayanan imunisasi lainnya. Alat ini, dapat mempertahankan suhu yang dibutuhkan vaksin saat dalam perjalanan. Itu (tempat sementara) ada seperti box-box. Lemari es vaksin, tidak sama dengan lemari es makanan yang biasa," imbuhnya. (johara/tri)