JAKARTA – Pandemi Covid-19 saat ini sedang melanda hampir seluruh daerah di Indonesia.
Namun, Pemerintah tampaknya tidak bisa menunda gelaran Pilkada serentak yang akan berlangsung pada 9 Desember mendatang, hingga Corona ini benar-benar tidak lagi menjadi ancaman.
Bukan hanya Covid-19, pada momentum Pilkada serentak yang akan datang ini juga diharapkan mampu memilih para kepala daerah yang bisa fokus menangani potensi bencana yang timbul ditiap wilayah yang dikepalainya.
Baca juga: Bersiap Hadapi Musim Penghujan, Pemkot Jaktim Ciptakan Kampung Tangguh Bencana
Dari latar belakang tersebut Warga Muda mencoba merespon keresahan ini dengan mewadahi anak muda bersama-sama berdiskusi untuk masyarakat yang lebih baik, melalui Webinar Patungan Ide yang bertemakan ‘Menciptakan Daerah Tangguh Bencana di Momentum Pilkada’, pada Rabu (25/11/2020) kemarin.
Acara yang diisi oleh 4 pembicara yang pakar di bidangnya juga dihadiri 175 peserta dari berbagai provinsi, profesi dan latar belakang pendidikan.
Nurul Yuliana selaku Koordinator Lingkungan dan konservasi Warga Muda saat membuka acara mengatakan, momentum pilkada tidak hanya dimaknai sebagai hari pencoblosan saja.
Baca juga: UI akan Bagikan Buku Saku Desa Tangguh Bencana Lawan Covid-19 ke Seluruh Desa
"Namun, selaku Anak Muda harus memanfaatkan rangkaian prosesnya untuk megusulkan program maupun kebijakan tangguh bencana kepada calon pemimpin daerah.” ujar Nurul.
Sedangkan, Nurlaela selaku penyintas bencana Palu sekaligus aktivis HAM menyampaikan, jangan ada komunikasi yang putus dalam penanganan bencana.
Karena menurutnya, komunikasi yang putus antara masyarakat dan pemerintah lokal mengakibatkan penanganan bencana di daerah tidak terselesaikan dengan baik hingga banyak penyintas yang terlantar.
Baca juga: Ratusan Pokdarkamtibmas akan Jaga Keamanan KPPS di Pilkada 2020
Ahmad Arif Jurnalis dan peneliti bencana Kompas, Ketua Umum krisis bencana dan krisis iklim menegaskan, tata kelola pemerintah yang baik, serta Save Behaviour dari masyarakat membuat penanganan bencana alam maupun non-alam cepat terselesaikan.
"Tentunya dengan daya dukung ekonomi yang baik, pengetahuan resiko yang memadai, kebijakan politik yang pas, serta tata ruang yang sustainable,” lanjutnya.
Kemudian, Hanif Ibadurrahman Sulaiman selaku Communication Uinspire mengatakan, tata kelola pemerintah yang baik harus dibarengi dengan pengetahuan pemerintah mengenai kebencanaan termasuk potensi bencana di daerah yang bersangkutan.
Baca juga: Pilkada Serentak di Jatim, Polda Petakan Wilayah Rawan Konflik
Sementara Monica Mahdha Zulaikha, salah satu siswi SMK Global Mulia, menuturkan, anak muda sangat butuh di sadarkan untuk peduli terhadap lingkungan.
Hal ini bisa dilakukan dengan turun tangannya NGO yang focus pada lingkungan atau Warga Muda untuk melakukan penyuluhan dan pendampingan di sekolah-sekolah agar meningkatkan kepedulian kaum melenial dan Centenial terhadap lingkungan. (yono/tri)