COVID-19 itu nyata adanya, bukan rekayasa. Jumlah yang terpapar sudah 488 ribu lebih adalah fakta tersaji dalam data. Begitu pun yang meninggal akibat Covid lebih dari 15 ribu orang di negeri kita bukan pula mengada-ada. Di dunia lebih dari 1,5 juta jiwa.
Jumlah yang tertular tiap hari terus bertambah juga fakta yang tak bisa terbantahkan karena itulah adanya.
Lewat kolom ini pernah disinggung bahwa virus corona sulit diketahui ada di mana. Kita hanya mampu mengidentifikasi terhadap gejala adanya virus.
Virus yang satu ini juga tergolong 'sakti' . Virus tak akan lumpuh dengan senjata. Tak mungkin mati dengan tembakan meriam sekalipun. Tak akan keok dengan semburan mesiu.
Namun penularannya dapat kita persempit, bahkan kita putus, jika semua orang, siapa pun dia mematuhi prokes. Disiplin menerapkan 3M di mana pun dan kapan pun.
Kalau bukan kita yang memutus mata rantai penularan siapa lagi? Bukankah kita yang bakal menanggung akibatnya, jika sampai tertular karena abai menjalankan 3M.
Kini, saatnya kita bergerak, bersatu padu membangun semangat kebersamaan, dengan jiwa persatuan dan gotong royong memutus mata rantai penularan.
Kita pusatkan energi kita untuk melindungi diri, menjaga stamina, meningkatkan imunitas.
Hindari kegiatan yang sekiranya berpotensi terjadinya penularan.
Jika tidak penting - penting banget, jauhi kerumunan.
Berkerumun tak hanya hanya akan kena semprit, juga berpeluang dibubarkan jika tak mematuhi protokol kesehatan (prokes).
Penegakan hukum terhadap prokes mulai digencarkan diseluruh daerah sebagai tindak lanjut instruksi kepala negara untuk memutus mata rantai penularan Covid -19.
Dari sejumlah kasus kerumunan yang pernah terjadi menyisakan tertularnya kasus Covid - 19.
Memang tidak semuanya, tetapi fakta adanya. Persentasenya pun tergantung dari besarnya kerumunan, pola kerumunan, dan perilaku mereka yang ikut berkerumun.
Bisa diduga mereka yang tertular karena sebagian peserta kerumunan abai menggunakan masker, tidak menjaga jarak dan bisa jadi kondisi fisik saat itu lagi kurang fit sehingga rentan.
Banyak faktor penyebab penularan, tetapi kerumunan di masa pandemi sekarang ini cukup berpotensi tertular virus corona. (jokles/win)