MELALUI kolom ini, Jumat (13 November 2020) telah disampaikan ajakan agar kita semua menghindari kerumunan.
Kami pun mengangkat judul "Ingin aman? Hindari kerumunan".
Tentu judul ini tanpa ada kaitan dengan kasus kerumunan yang terjadi hari berikutnya yang berbuntut kepada tindakan tegas pimpinan Polri kepada anak buahnya.
Topik hindari kerumunan kami anggap cukup penting.
Mengapa? Jawabnya karena kerumunan berpotensi terjadinya penularan Covid -19, apalagi di antara yang berkerumun itu abai terhadap protokol kesehatan (prokes).
Kerumunan sejatinya tidak dilarang sepanjang mematuhi prokes. Artinya boleh berkumpul di sebuah ruangan, tapi jumlahnya dibatasi, idealnya jumlah orang yang hadir tidak melebihi 25 persen dari kapasitas ruangan.
Sebut saja kapasitas ruang untuk 100 orang, sebaiknya hanya diisi sekitar 25 orang.
Dengan begitu jarak antara satu dengan lainnya lebih longgar rata - rata di atas 2 meter. Sisa ruangan bisa digunakan untuk lorong, jalan atau sela meja- kursi.
Tidak hanya itu, pengunjung wajib cuci tangan dengan sabun sebelum masuk ruangan. Disemprot disinfektan, diukur suhu. Selama dalam ruangan wajib memakai masker, kecuali lagi makan minum.
Tapi acap terjadi saking asyiknya berkerumun, lupa menjaga jarak. Saking asyiknya berkomunikasi tanpa sadar lepas masker.
Ini yang kemudian berpotensi terjadi penularan virus corona. Tentu jika di antara yang berkerumun sedang terinfeksi, di antara teman dekatnya dalam kondisi reaktif. Sementara imunitas tubuh kita sedang down.
Kita tidak tahu virus saat itu nyelip di mana, hinggap di tubuh siapa, nempel pada benda milik siapa.
Itulah sebabnya kita perlu berjaga - jaga karena ketidaktahuan kita virus ada di mana dan menerpa bagian tubuh kita.
Cara paling ampuh mencegahnya dengan mematuhi prokes 3M.
Ingat 3M adalah Memakai masker, Menjaga jarak dan menghindari kerumunan serta Mencuci tangan dengan sabun.
Kita memang boleh berinterahsi dengan orang lain di tempat umum. Kita juga boleh menghadiri pesta pernikahan kerabat, kegiatan keagamaan, acara budaya dan wisata.
Tetapi lagi - lagi, acap kali lupa jaga jarak kalau sudah berkumpul.
Ketimbang lupa, lalai atau tanpa sengaja lepas masker dan tidak jaga jarak saat sudah berkumpul, mending sekalian hindari acara kumpul-kumpul.
Tanpa risiko baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
(jokles/win)