JAKARTA – Pakar Psikologi Universitas Indonesia Dicky Pelupessy mengatakan Emak-emak alias Ibu-ibu bisa lebih efektif dalam mengampanyekan perubahan perilaku dalam memutus rantai penularan Covid-19 di Indonesia.
"Jadi memang perempuan potensinya besar untuk menjadi pendorong perubahan perilaku. Memang cocok untuk menjadi garda depan mengedukasi atau mengingatkan, atau mengoreksi orang lain di lingkungannya yang tidak patuh atau tidak mengindahkan protokol kesehatan, " jelas Dicky kepada Poskota, Kamis (12/11/2020).
Dicky meyakini, peran perempuan dalam kampanye perubahan perilaku di tenagh pandemi ini snagat penting.
Baca juga: Sebanyak 29 Ribu Relawan Daftar Jadi Duta Perubahan Perilaku
"Strategisnya peran perempuan atau emak-emak, karena saat ini urgent edukasi dan pemantauan untuk kepatuhan terhadap protokol kesehatan yang dilakukan langsung di level akar rumput, komunitas, atau lingkungan warga, " jelas Dicky.
Selain itu, ia meyakini dengan mengandalkan emak-emak, tidka hanya mengedukasi lingkungan, tetapi juga sekaligus mempengaruhi tingkat keluarga.
Dicky mengatakan ada berbagai latar belakang yang menunjukan bahwa emak-emak bisa lebih efektif. Pertama adalah unsur kasih sayang.
Baca juga: Ajak Masyarakat Patuhi Prokes, 2.700 Satpol PP Jadi Duta Perubahan Perilaku
"Emak-emak yang merupakan seorang ibu terasosiasikan sebagai sosok yang merawat dan memperhatikan dengan bermotifkan welas asih, " jelas Dicky.
Kemudian, lanjut dia, karakter Emak-emak diasosiasikan dengan kengototan atau militansi ketika sudah meyakini sesuatu juga menjadi faktor utama.
"Umumnya ada rasa segan untuk membantah atau menolak apabila emak-emak yang maju menyampaikan informasi, " sambung anggota Tim Pakar Sosial Budaya Gugus Tugas Penanganan Covid-19.
Baca juga: Sistem Aplikasi Monitoring Perubahan Perilaku Telah Terpantau di 3,8 Juta Titik
Dicky menambahkan, peran emak-emak bisa lebih efektif lagi terutama jika upaya edukasinya dengan pendekatan berbasis komunitas.
"Dalam artian emak-emak berbicara dan menyampaikan di lingkungan mereka, " lanjut Dicky.
Dicky menyontohkan, komunitas PKK atau pengorganisasian sejenis pada perempuan di komunitas merupakan fasilitas yang sudah dan, bisa sangat bermanfaat.
Baca juga: Satgas Covid-19: Satuan Pendidikan Ujung Tombak Perubahan Perilaku
"Tinggal mengaktifkan atau mereaktivasi. Atau jika sudah aktif tinggal membekali kelompok perempuan ini dengan informasi yang tepat dan akurat. Kemudian digulirkan ke warga lain oleh kelompok emak-emak ini, " ungkap Dicky.
Sementara itu, di kesempatan berbeda, Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Covid-19 Sonny Harry Harmadi melaporan Duta Perubahan Perilaku sebagian besar didominasi gender perempuan hingga 62 persen.
"Animo kelompok perempuan banyak. Mungkin mereka memiliki kepedulian yang lebih tinggi. Kadang lebih galak juga di lapangan. Mungkin di masyarakat juga lebih diterima, " ujar dia dalam diksusi di Media Center Satgas, Kamis (12/11/2020).
Baca juga: Kemendikbud Bekali Mahasiswa Duta Perubahan Perilaku Masyarakat
(mita/tri)