Sental-Sentil

Siapa Bilang Bapak dari Blitar?

Rabu 04 Nov 2020, 09:45 WIB

BANGSA Indonesia sebenarnya sudah biasa dihantam dengan berbagai kekurangan, kesusahan, krisis ekonomi terjadi beberapa kali, tapi rakyat tetap hidup. Dan bukan sekadar hidup tapi juga bisa bangkit dan tegar.

Lihat saja krisis ekonomi pada tahun 1998, di mana Indonesia terguncang, tapi toh rakyat tetap  ‘hidup’, walau kembang kempis.

Tapi, yang namanya hantaman krisis sering terjadi, bukan saja pada tahun 90-an, bisa jadi sebelum dan sesudahnya. Sekarang ini tentu saja, kita dihantam oleh Covid-19, yang memorakporandakan ekonomi pula.

Baca juga: Sedikit Demi Sedikit, Lama-lama jadi Bukit

Tetapi apakah rakyat menyerah, tidak! Rakyat memang tangguh. Coba simak pada masa revolusi, dalam kondisi bagaimana pun takyat tetap semangat.

Mau tahu bagaimana mereka menghibur diri dalam kesusahan? Inilah yang didendangkan oleh rakyat dan para pemimpin. "Siapa bilang Bapak kita dari Blitar, Bapak kita dari Prambanan. Siapa bilang rakyat Indonesia lapar. Indonesia banyak makanan."

Ya, benar. Indonesia memang banyak makanan, yang penting mau bergerak dan usaha.

Baca juga: Bahagia Itu Mudah, Asal Ada Kemauan

Bayangkan, tanaman apa saja bisa tumbuh subur di negeri ini. Negeri yang bukan saja indah tapi, bisa menghasilkan tanaman untuk bisa dimakan. Padi, jagung,dan palawija lainnya.

Singkong adalah tanaman yang paling gampang tumbuh dan bisa diolah untuk makanan lezat begizi.

Jadi nggak heran, kalau Presiden memerintahkan menterinya untuk membantu mengkoordinir petani tanam singkong besar-besaran. Nggak usah bingung, nggak ada beras, singkong juga oke.

Baca juga: Makan Nangka, Orang Lain Kena Getahnya

Sekarang ini singkong bisa diolah dengan berbagai makanan. Singkong Thailand, misalnya? Nah, coba bikin roti atau pizza singkong. Siapa takut? Tapi, jangan sampai nanti kekurangan bahan lalu impor dari luar? Ah, kalau begitu mah, terlalu! (massoes)

Tags:
Bapak dari BlitarBlitarSental-SentilposkotaPoskota-co-id

Reporter

Administrator

Editor