JAKARTA - Gelombang tinggi yang bertepatan dengan musing angin barat sejak sepekan belakangan ini, mengakibatkan sejumlah nelayan di Muara Angke, Cilincing, Jakarta Utara tidak bisa melaut.
Ketinggian gelombang air laut memaksa nelayan di Muara Angke untuk tidak menangkap ikan karena beresiko. Hingga banyaknya perahu-perahu kayu yang bersandar di sejumlah dermaga pun menjadi pemandangan di sekitar lokasi.
Tisna, 41, salah seorang nelayan mengaku, hampir sepekan lebih tidak melaut. Tingginya gelombang laut pada saat ini, sambungnya, menjadi alasan nelayan asal Cirebon untuk tidak menangkap ikan seperti biasanya.
"Gelombang lautnya lagi tinggi, banyak nelayan sekarang-sekarang ini milih tidak melaut," ucapnya, Selasa (27/10/2020).
Baca juga: Ribuan Warga Kampung Nelayan Muara Angke Terdampak Banjir Rob
Menurutnya meski berdampak pada pendapatan ekonominya selama ini, namun keselamatan menjadi yang utama. Karena akan beresiko tinggi, terlebih untuk kapal-kapal kayu berukuran kecil.
Hal serupa juga diungkapkan Jaka, 38, nelayan lainnya. Bahkan, agar dapurnya tetap 'ngebul' ia pun terpaksa banting stir dengan menjadi buruh serabutan seperti kuli panggul di pasar.
"Habis mau bagaimana lagi, kondisi kayak begini untuk nangkap ikan lagi tidak memungkinkan. Resikonya terlalu berbahaya kalau harus dipaksakan melaut juga," bebernya.
Ditambahkan Jaka, kondisi dimana gelombang tinggi laut seperti saat ini kerap terjadi pada bulan-bulan tertentu. "Kalau musim angin barat kayak begini , bisa dibilang musimnya paceklik buat nelayan," ungkapnya. (deny/tha)