JAKARTA - Sekretaris Umum MUI Anwar Abbas memiliki penilaian tersendiri terhadap satu tahun Pemerintahan Jokowi - Ma'ruf yang akan jatuh pada Selasa, 20 Oktober 2020.
Anwar meminta kepada siapa pun agar tidak mudah menyalahkan Jokowi telah gagal dalam membangun ekonomi. "Jelas Pemerintahan Jokowi sudah gagal total karena jangankan ekonominya tumbuh malah negeri ini terseret ke dalam resesi," terang Anwar yang juga Ketua PP Muhammadiyah.
Anwar menjelaskan karena faktor pandemi Covid-19 pertumbuhan ekonomi Indonesia negatif dalam dua kuartal secara berturut-turut, sehingga telah menyebabkan meningkatnya secara tajam angka pemutusan hubungan kerja (PHK), termasuk pengangguran dan kemiskinan meningkatkan.
Baca juga: Ketua MPR Bamsoet: Ekonomi Indonesia Terkontraksi Lebih Dalam
Ia menambahkan kalau dibandingkan dengan masa, atau periode sebelumnya hal ini jelas merupakan kemunduran yang luar biasa.
"Bahkan akibat dari kemunduran dan dalamnya krisis ini Pemerintahan Jokowi belum tentu akan bisa memulihkannya dalam waktu dekat, atau bahkan sampai habis periodenya tahun 2024, berakhir masa tugasnya," tandasnya.
Namun demikian, Anwar berharap meskipun data dan faktanya sedemikian rupa buruk kondisi bangsa ini, kita tentu tidak bisa dengan mudah menyimpulkan apalagi menyalahkan bahwa pemerintahan Jokowi telah gagal.
Baca juga: Sekjen PAN: Sudah Ada Subsidi Gaji-BLT Tapi Ekonomi Masih Lesu
"Saya yakin siapapun yang menjadi Presiden di negeri ini sekarang ini, pasti juga tidak akan mampu menghindarinya karena masalah ini, tidak bisa dilepaskan kaitannya dengan Covid-19 yang tidak hanya merontokkan ekonomi negeri ini tapi juga merontokkan ekonomi negara-negara lain di dunia, " terang Anwar.
Ia mencontohkan negara-negara super power, Amerika Serikat, negara -" negara di Eropa Barat serta China rontok dan bermasalahnya ekonomi mereka oleh Covid-19.
Untuk itu satu pelajaran berharga yang kita dapat dari peristiwa ini adalah kita tampaknya harus selalu siap untuk menghadapi krisis agar setiap terjadi krisis kita tidak terlalu kaget dan terpukul," pinta Anwar.
Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi DKI Terkontraksi Imbas PSBB, Pemprov Perlu Genjot Investasi
Lalu apa yang harus kita lakukan ?, menurut Anwar, dirinya meminjam istilah Bung Hatta, bahwa kita harus benar-benar bisa membuat dan membenahi ekonomi nasional kita dengan memperbesar tenaga beli rakyat.
Produksi yang kita lakukan harus ditujukan pertama-tama dan utama adalah untuk kepentingan ke dalam negeri yaitu, untuk memenuhi kebutuhan rakyat. Ini bukan berarti ekspor tidak penting tapi sifat dari ekspor itu yang berubah dari sebagai tujuan yang pertama dan utama, menjadi bertujuan untuk membayar impor dari barang-barang. (johara/win)