MUI Minta Presiden Prancis Belajar Toleransi Beragama, Khususnya Islam

Senin 26 Okt 2020, 13:55 WIB
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI)Dr H Muhyidin Junaidi .(ist)

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI)Dr H Muhyidin Junaidi .(ist)

JAKARTA - Presiden Perancis Emmanuel Macron kebanjiran kritikan dari umat Islam dunia karena pernyataannya,  bahwa umat Islam perlu belajar toleransi saat berada di negara yang anti intoleransi seperti Prancis. 

Demikian disampaikan Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI)Dr H Muhyidin Junaidi di Jakarta, Senin (26/10/2020). 

"Pernyataan Macron telah menyuburkan Islamophobia karena secara tidak langsung mendukung penistaan terhadap Nabi Muhammad SAW melalui karikatur," terang Muhyidin. 

Baca juga: MUI Menilai, Polisi Punya Pertimbangan Tersendiri Soal Penangkapan Gus Nur

Bahkan,  menurut Muhyidin menilai kecaman Macron terhadap  pelaku pembunuhan atas wartawan Tabloid Charlile Habdo telah menempatkan Macron sebagai pemimpin Eropa yang mendukung tumbuh suburnya gerakan Islamphobia.

"Padahal Perancis adalah salah satu kolonialis dunia yang sangat rasialis dan kejam atas warga jajahan mereka di dunia,terutama benua Afrika,"  terang Muhyidin. 

 Ia menambahkan tidak  aneh jika reaksi atas sikap Macron dari dunia Islam cukup keras, dan Macron diminta untuk menarik pernyataannya.

Baca juga: Presiden Perancis Kecam Serangan Teroris, Kepala Guru Dipenggal di Paris

Beberapa negara di Timur Tengah sudah mengancam akan melakukan embargo terhadap produk Perancis.

Ia menambahkan Macron harus belajar banyak tentang toleransi beragama,  khususnya Islam.

MUI juga minta kepada Menteri Luar Negeri Retno Marsudi agar segera memanggil Dubes Perancis untuk Indonesia guna mendapatkan klarifikasi dan penjelasan komprihensif terkait sikap pernyataan Presiden Macron . 

Berita Terkait

News Update