ADVERTISEMENT

Citra

Minggu, 18 Oktober 2020 06:00 WIB

Share
Citra

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Kalau dia seorang pemimpin maka yang harus dilakukan, antara lain adalah pertama, berupaya mengikuti kehendak mayoritas rakyatnya. Tapi jangan terpaku kepada mayoritas di parlemen. Sebab di banyak negara, anggota parlemen makin kehilangan simpati rakyat karena sering lebih mengutamakan kepentingan pribadi mereka. Jadi pendapat anggota parlemen belum tentu mewakili kepentingan rakyat banyak. 

Baca juga: Obrolan Minggu Prof DR Amir Santoso: Mendadak Islami

Kedua, agar mengetahui kehendak mayoritas rakyatnya, maka pemimpin itu harus sering melakukan blusukan untuk mengetahui kondisi dan situasi sebenarnya dari rakyatnya. Tapi blusukan itu jangan dipublikasikan agar tidak dianggap hanya pura-pura atau pencitraan belaka.

Diskusi dengan rakyat bisa juga dilakukan dengan sering mengundang tokoh yang mewakili kelompok atau organisasi sosial seperti buruh, tani, nelayan, dosen, dokter, guru dll. Undanglah mereka makan pagi atau makan siang sambil ngopi agar pembicaraan mengalir lancar. Jika pertemuan dan diskusi seperti itu sering dilakukan pasti akan muncul kedekatan hubungan antara pemimpin dengan rakyatnya. 

Namun adakalanya rakyat melakukan demo karena sebanyak apapun pertemuan informal dengan tokoh masyarakat pasti ada sebagian rakyat yang merasa perlu melakukan demo dengan tujuan agar kepentingan mereka bisa cepat ditanggapi dan diwujudkan. 

Baca juga: Wapres Menegaskan Setiap Penyakit Pasti Ada Obatnya

Hadapilah pendemo itu secara langsung dan dengarkan tuntutan mereka. Dengan cara ini biasanya pendemo akan melunak dan membubarkan diri. Atau jika situasi membahayakan, undanglah pemimpin demo untuk berdialog. Sebab jika pendemo itu tidak ditemui, seringkali mereka bisa melalukan huru-hara.

Ketiga,  jangan terlalu banyak obral janji apabila tidak yakin bahwa janji tersebut akan ditepati. Rakyat sering mengingat janji dari pemimpinnya apalagi jika janji itu sesuai atau pas dengan yang mereka butuhkan dan inginkan. 

Keempat, tampillah percaya diri di depan umum  termasuk di arena internasional. Ini penting karena wibawa bangsa dan negara diwakili oleh sosok pemimpin negara. Tidak perlu malu jika tidak lancar berbahasa Inggris. Sebab di arena internasional dan dalam pidato-pidato resmi banyak pemimpin menggunakan bahasa kebangsaannya, bukan bahasa Inggeris. Dan dalam percakapan resmi dengan pemimpin negara lain, boleh menggunakan penerjemah. 

Baca juga: Soal Vaksin Covid-19, Wapres Ma'ruf Amin: Kalau Tidak Halal Tidak Apa

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Winoto
Editor: Winoto
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT