Aksi protes damai digelar dalam rangka menyampaikan aspirasi Sungai Brantas yang mengalami pencemaran. (ist)

Nusantara

Sungai Brantas Alami Pencemaran Mikroplastik Level Siaga

Minggu 06 Sep 2020, 17:41 WIB

MALANG - Aksi protes damai digelar oleh komunitas akademisi dan peneliti dari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Malang), Environmental Green Society, dan Ecoton Kota Malang, pada Minggu (6/9/2020). Pasalnya Sungai Brantas mengalami pencemaran mikroplastik di level siaga.

Mereka menyampaikan kekecewaan atas menurunnya kualitas air sungai Brantas di DAS Brantas kawasan Jembatan Muharto, Kota Malang dengan membentangkan poster bertuliskan :Brantas Mbois Sam! Prei Nyampah Nang Brantas (Sungai Brantas Keren Mas, Tolong Berhenti Nyampah di Sungai Brantas).

Alaik Rahmatullah, Peneliti Mikroplastik UIN Malang mengungkapkan jika dilihat dari hasil pengukuran kualitas air sungai diketahui kian memburuk. Tingkat pH air sungai pada tahun 2017 masih di angka 7,8 artinya lebih baik. Namun dari pengukuran terbaru, didapatu tingkat pH Sungai Brantas kian memburuk  hingga di angka 8,4. Artinya sangat burut dari pH normal air sungai.

"Monitoring kualitas air terus kami lakukan sebagai tindak lanjut peneliti Environtmental Green Society. Hasilnya, kita pantau ternyata makin memburuk. Artinya, kesadaran masyarakat dalam membuang sampai ke sungai masing sangat minim," ungkap Alaik.

Sungai Brantas Alami Pencemaran Mikroplastik Level Siaga

Pada aksi protes damai tersebut, para partisipan melakukan bersih-bersih tumpukan sampah yang menggunung. Dari hasil aksi yang dilakukan, mereka menyimpulkan bahwa tumpukan sampah didominasi oleh limbah domestik rumah tangga, antara lain sampah plastik sekali pakai, hingga botol-botol plastik.

Alaik memahami bahwa pola pembuangan sampah yang tidak sesuai menjadi faktor utama, hingga layanan pengangkutan sampah yang tidak memadai. Selain itu, kesadaran warga di pemukiman padat sangat rendah.

Alaik mengatakan, kesadaran bisa dalam bentuk kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan. Lalu pemerintah harus segera mengambil kebijakan layananangkut sampah.

"Tolong untuk produsen agar lebih aware bertanggung jawab atas produk sampah yang mereka ciptakan. Kalo berani menciptakan kemasan produk bukan plastik, tolong lah bertanggung jawab juga untuk mengedukasi konsumen atau minimal sosiasisasi tentang bahaya sampah plastik." pungkasnya. (tha)

Tags:
sungai-brantaspencemaran-sungailevel-siaga

Reporter

Administrator

Editor