ADVERTISEMENT

Pagi-pagi Mobil Bergoyang Katanya Mengirim Sarapan

Senin, 9 September 2019 07:07 WIB

Share
Pagi-pagi Mobil Bergoyang Katanya Mengirim Sarapan

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

MASUK akal tidak, pagi-pagi buta ada mobil bergoyang tak jauh dari rumah penduduk. Begitu digerebek, sicewek ngaku sekedar kirim sarapan buat Nelson, 40. Warga tak percaya, benarkah soal isi perut? Jangan-jangan demi kebutuhan yang di bawah perut. Pihak polisi menyelesaikan dengan surat pernyataan saja. Orang punya WIL maupun PIL pastilah diam-diam, jadi mirip DPR kita. Bila DPR secara diam-diam dalam urusan merevisi UU KPK, praktisi selingkuh diam-diam sebagai tipu muslihat agar tidak ketahuan pasangannya. Sebab jika ketahuan, terminologi selingkuh itu selingan indah keluarga utuh; tidak berlaku lagi. Justru yang banyak terjadi, keluarga hancur lebur. Nelson warga Medan Marelan (Sumut) ternyata juga praktisi selingkuh yang bekerja dalam diam, karena takut oh oh......ketahuan. Lebih-lebih rekanan mesumnya itu Ny. Wahidah, 35, tetangga sendiri. Karena itulah keduanya tak berani tampil bersama di depan publik. Jika mau ketemu, cukup janjian di mobil milik Nelson yang diparkir di pojok lapangan dekat perumahan. Tak lama kemudian terlihatlah mobil itu goyang-goyang di pagi buta. Apa yang mereka lakukan, tak tahulah, tapi bisa dikira-kiralah. Jika gempa bumi, mana mungkin wong BNPB dan BMKG tak ada rilisnya. Yang jelas, sejumlah warga sudah mencatat kebiasaan aneh pasangan Nelson – Wahidah tersebut. “Kapan-kapan kalau ketemu, kita gerebek saja,” kata Bapak RT memberi petunjuk, atau menurut petunjuk Bapak RT. Beberapa hari lalu, kembali mobil model roti tawar (minibus) itu bergoyang-goyang lagi. Maka warga langsung menggerebeknya dan kedua warga Jl. Pasar Lama itu diserahkan ke Polsek Medan Marelan. Dalam pemeriksaan keduanya membantah sedang berbuat mesum, karena memang saat digerebak keduanya berpakaian utuh. “Saya hanya mengantar sarapan,” kata Ny. Wahidah. Warga tidak yakin dengan alasan Ny. Wahidah tersebut. Masak kirim sarapan pagi buta, lagi pula Nelson kan bukan suaminya. Mereka menduga, bukan soal urusan isi perut, tapi lebih spesifik soal yang di bawah perut. Karena tak ada bukti-bukti pendukung, polisi tak memproses kasus itu. Keduanya hanya diminta bikin pernyataan di atas meterai Rp 6.000,- bahwa tidak lagi mengulangi perbuatannya. Selesaikah sudah masalahnya? Ternyata belum. Sebab setibanya di rumah Nelson diomeli habis-habisan oleh istrinya, bahkan sempat kena gaplok pula. “Bikin malu, selingkuh kok sama tetangga sendiri,” omel istrinya. Kasihan Nelson, bukan jaman Jepang masih kena kaplok juga. (gunarso ts)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT