ADVERTISEMENT

Melayani Bule Melapor, Polisi Langsung Searching Bahasa Inggris

Jumat, 2 Agustus 2019 07:18 WIB

Share
Melayani Bule Melapor, Polisi Langsung <i>Searching</i> Bahasa Inggris

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

BERADA di pusat kawasan elite bisnis dan hilir mudik pejabat tinggi negara, mau tak mau kesibukan di Polsubesktor atau Pospol Mega Kuningan sangat tinggi. Empat anggota pospol dituntut bisa berbahasa Inggris lantaran kerap melayani ‘bule’ yang melapor kehilangan. Nyaris tak ada waktu luang bagi empat personel Pospol untuk berleha-leha. Mereka dituntut melapor setiap ada pejabat negara atau tamu negara melintas di kawasan tersibuk ini. Mereka juga diwajibkan mensterilkan jalan atau hotel berbintang buat tamu negara menginap. Rentetan bom yang memporak-porandakan kawasan ini selama rentang waktu 2004-2009 menjadikan pusat bisnis kaum ekspatriat ini mendapat perhatian serius aparat keamanan. Masih terngiang jelas pemboman di bom di Hotel JW Marriot pada 2003 yang menewaskan 12 orang. Disusul setahun kemudian Kedubes Australia porak poranda akibat bom bunuh diri mobil. Terkahir pada 2009, Hotel Rizt Chalrton diledakkan. Dari peristiwa itu, Pos Pol Mega Kuningan dituntut sedini mungkin agar dapat mengantisipasi agar pengeboman tak terulang. “Caranya kami diuntut koordinasi kontinyu dengan para sekuriti di obyek vital seperti pusat perkantoran, perniagaan, hotel dan kedubes,” ucap Kapospol Iptu Suryanta. Selain itu, dia bersama tiga anggotanya ditugaskan koordinasi dengan petugas keamanan di kediaman pejabat negara di kawasan ini. “Koordinasi kami lakukan setiap hari bergiliran, misalnya hari ini koordinasi dengan petugas keamanan di kawasan Mega Kuningan, besok dengan kedutaan asing, lusa dengan pihak hotel dan seterusnya,” kata Suryanto. Koordinasi rutin ini, diharapkan dapat meningkatkan keamanan lingkungan, mencegah gangguan kamtibmas dan kriminalitas sehingga tercipta situasi aman dan kondusif. Setiap hari mereka juga melayani laporan kejahatan konvesional lainnya, seperti pencopetan, jambret atau kehilangan paspor bagi warga asing. “Kalau orang bule kehilangan paspor atau menanyakan alamat, kami sedikit kewalahan. Maklum bahasa Inggris kami belepotan. Mengatasi itu kami gunakan smartphone lalu searching translate Bahasa Inggris, biar nggak pakai ‘bahasa tarzan’,” ucapnya seraya tertawa. Meski disibukkan dengan rutinitas, namun Iptu Suryatna dan tiga anak buahnya tetap menjaga markas mereka tetap bersih, indah, dan nyaman. “Malu kalau Pos Pol Mega Kuningan kotor dan kumuh. Apa kata warga asing nanti? Gara-gara Pos Pol kami tak bersih dan nyaman, nanti mereka bilang meratakan seluruh markas polisi di Indonesia jorok dan kumuh. Kami tak mau seperti itu,” tandasnya. Tak heran, berkat kenyamanan dan kebersihan sekaligis menerapkan program kapolri agar Polrip professional, modern, terpercaya (promoter), Pos Pol ini menyabet jura satu Pos Pol se-Jakarta Selatan dalam lomba Pos Pol terbersih menyambut HUT Bhayangkara ke-73 Juli lalu. “ Di wilayah ini terdapat empat Pos Pol, kami dinilai paling layak menyabet juara satu. Alhamdulilah, semoga situasi di kawasan Mega Kuningan, tetap aman, naman dan kondusif,” tutup bapak satu ini. (adji/iw)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT